"Pemerintah tidak sendiri mengelola negara ini, harus bersama pihak luar, termasuk media massa," kata Oswar dalam dalam Diskusi Pegiat Air Minum dan Sanitasi di Jakarta, Jumat.
Oswar menuturkan masih banyak masyarakat belum memahami secara komprehensif tentang air minum aman dan layak konsumsi dan sanitasi aman serta sikap terhadap penggunaan air, yakni tidak membuang-buang air.
Oleh karena itu, pemahaman masyarakat perlu ditingkatkan, salah satunya melalui edukasi dan pemberitaan yang dilakukan media massa, termasuk dari televisi, radio, media dalam jaringan dan media sosial.
Media massa, menurut dia, berperan menjembatani komunikasi antarpihak yang berkepentingan, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat.
Selain itu, Oswar mengatakan awak media juga perlu mendapatkan pemahaman yang benar dan komprehensif karena belum semua awak media massa memahami secara utuh isu tentang air minum dan sanitasi layak dan aman tersebut. Untuk itu, pemerintah juga berbagi pengetahuan dengan media massa.
Communications Director Wahana Visi Indonesia Priscilla Christin mengatakan perlu adanya perubahan perilaku masyarakat untuk sadar akan pentingnya air minum dan sanitasi aman. Proses menuju perubahan perilaku tersebut membutuhkan waktu dan kolaborasi berbagai pihak, termasuk dengan media massa.
"Media punya power (kekuatan) dan bisa terus menerus menyuarakan ke masyarakat," tuturnya.
Priscilla menuturkan media massa juga dapat menjangkau lebih banyak publik dan menginformasikan praktik baik untuk mengakses air minum dan sanitasi aman.
Melalui peranan media massa, praktik baik dan kegiatan menginspirasi terkait air minum dan sanitasi aman juga diharapkan dapat direplikasikan dari satu daerah ke daerah lain.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021