"Sampai dengan tanggal 24 September 2021 seluruh kabupaten dan kota di Kepri berada di PPKM level tiga," kata Wakil Ketua Satgas COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Jumat.
Dia mengatakan berbagai indikator penilaian level PPKM di Kepri sudah menunjukkan perbaikan yang bagus beberapa pekan belakangan. Angka kasus positif harian, keterisian rumah sakit, dan kematian akibat COVID-19 sudah menunjukkan penurunan yang drastis.
"Jadi beberapa kabupaten dan kota seharusnya sudah turun ke level dua atau level satu," ujarnya.
Baca juga: Pekan vaksinasi Kepri targetkan suntikkan 40 ribu dosis per hari
Baca juga: Jalan tengah menuju sekolah, persiapan Kepri songsong PTM
Tjetjep yang seorang ahli epidemiologi itu juga menjelaskan ada dua komponen utama yang menjadi asesmen levelisasi COVID-19 oleh pemerintah pusat, yakni transmisi komunitas dan kapasitas respon.
Masing-masing komponen tersebut terdiri dari tiga indikator. Komponen transmisi komunitas terdiri dari indikator kasus konfirmasi, rawat inap, dan kematian.
Sementara komponen kapasitas respon terdiri dari indikator testing, tracing, dan treatment.
"Dari keenam indikator terhadap dua komponen asesmen tersebut, yang masih menjadi hambatan untuk penurunan level ada di rendahnya capaian tracing di beberapa daerah," ungkapnya.
Tjetjep memberikan contoh pada Kota Batam saat ini kasus konfirmasi sudah menyentuh angka 3,50 per 100 ribu penduduk dalam satu pekan. Menurut asesmen, angka tersebut sudah berada di tingkat satu.
Lalu rawat inap rumah sakit di Batam berada di angka 7,65 per 100 ribu penduduk dalam satu pekan atau berada pada tingkat dua. Begitu juga dengan angka kematian yang ada di angka 0,58 per 100 ribu penduduk yang berada di level satu.
Namun demikian, angka tracing di Batam saat ini baru mencapai angka 4,86 rasio kontak erat. Artinya, dalam 1 kasus positif COVID-19, Pemkot Batam hanya menelusuri sebanyak 4 orang lainnya. Angka ini jauh dari standar WHO yang menetapkan setiap satu kasus positif maka harus dilakukan tracing terhadap 15 orang lainnya.
Gambaran serupa terjadi di Kabupaten dan kota lain di Kepri. Beberapa daerah masih terhalang dengan rendahnya capaian tracing kasus positif. Tercatat hanya Kabupaten Anambas dan Natuna yang berhasil melewati standar WHO.
"Kabupaten Anambas mencatat angka tracing di 16,00 dan Kabupaten Natuna sudah mencatatkan capaian tracing di angka 18,00," paparnya.
Sementara itu, Pj. Sekdaprov Kepri Lamidi menyatakan untuk mempercepat tracing sesuai dengan standar WHO, maka semua kabupaten dan kota sesuai dengan pedoman Menteri Dalam Negeri agar melakukan tracing terhadap tetangga di sekeliling lingkungan sampai dengan 15 orang di lokasi kasus positif itu berada.
Menurutnya, Pemprov bersama Polda dan Korem 033/WP Kepri sudah bersepakat untuk membentuk satuan relawan di masing-masing kecamatan guna mempercepat tracing.
Satuan relawan tersebut berjumlah tiga orang yang terdiri dari aparat TNI-POLRI dan tenaga puskesmas. Tugas dari satuan relawan adalah melakukan tracing dari rumah ke rumah sekaligus memasukkan data tracing ke aplikasi SiLacak.
"Jadi ini untuk memantapkan lagi tracing, nanti kita juga akan berikan mereka intensif transportasi selama tiga bulan sampai dengan Desember," ucap Lamidi.
Dengan penentuan asesmen level daerah yang akan ditetapkan pada 4 Oktober 2021, Lamidi berharap kepada seluruh kepala daerah dapat bekerja lebih maksimal lagi dalam melakukan perbaikan di sektor-sektor yang menjadi catatan.
"Paling tidak tanggal 4 Oktober nanti minimal seluruh kabupaten dan kota sudah turun ke level dua. Lebih bagus lagi jika sudah ada yang turun ke level satu," demikian Lamidi.*
Baca juga: Satgas COVID-19 ungkap alasan PPKM Kepri bisa turun ke level dua
Baca juga: Setiap PMI akan divaksinasi COVID-19 saat dikarantina di Batam
Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021