Jadi, ini salah satu terobosan yang sedang dipikirkan oleh pemerintah, supaya harga telur ini baik, dan juga meningkatkan gizi masyarakat. Ini yang sedang kami pikirkan. Kita bantu semua sama-sama, supaya bisa jalan perekonomian.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengupayakan untuk menyerap telur dari para peternak yang diperuntukkan bagi bantuan sosial (bansos) dari pemerintah untuk masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 dalam upaya memperbaiki harga telur yang sedang anjlok.
"Jadi, ini salah satu terobosan yang sedang dipikirkan oleh pemerintah, supaya harga telur ini baik, dan juga meningkatkan gizi masyarakat. Ini yang sedang kami pikirkan. Kita bantu semua sama-sama, supaya bisa jalan perekonomian," kata Mendag lewat keterangannya diterima di Jakarta, Sabtu.
Mendag menyampaikan hal itu usai mengunjungi Pasar Badung, Bali, di mana Mendag mendengar keluhan tentang anjloknya harga telur di beberapa wilayah di Indonesia.
Untuk itu, Mendag berupaya agar hasil panen para peternak dapat diserap secara maksimal.
Baca juga: Sejak awal September harga telur ayam negeri di kawasan Jakbar anjlok
Sejak diajak berbicara dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian, dan peternak ayam petelur dari Desa Suruhwadang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bernama Suroto di Istana Kepresidenan, Mendag memikirkan nasib para peternak.
"Harga telur ini karena memang daya belinya turun. Maka harga telur secara nasional berada sekitar 10-20 persen dari harga standar Kementerian Perdagangan," ujar Lutfi.
Untuk itu, dengan menyerap telur dari peternak, pemerintah tidak hanya membantu para peternak ayam petelur, namun strategi tersebut juga bisa menjaga gizi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: Peternak ayam di Blitar keluhkan harga telur semakin turun
Harga telur ayam anjlok di sejumlah daerah Indonesia. Harganya bahkan terus menyentuh level terendah hingga di bawah Rp20.000 per kilogram (kg) dari harga normal Rp20.000 sampai Rp25.000. Di tingkat agen bahkan harganya menyentuh Rp17.500 per kg.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021