Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo di Surabaya, Sabtu, memastikan pihak sekolah mampu menerapkan protokol kesehatan yang ketat kepada anak didiknya, sedangkan siswa juga disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Namun, kadang masih ada siswa yang maskernya melorot, sehingga langsung diingatkan oleh satgas mandiri. Jadi, terkadang siswa itu lupa, sehingga kami ingatkan. Yang lain alhamdulillah sudah sesuai prokes," katanya.
Baca juga: Legislator apresiasi putusan pemerintah PTM terbatas di kampus
Supomo mengatakan ada 213 sekolah negeri dan swasta di Kota Surabaya sudah menggelar PTM terbatas sejak beberapa waktu lalu. Adapun 213 sekolah itu terdiri dari 112 SD dan 101 SMP. Mereka menggelar PTM terbatas setelah lolos asesmen dan sudah menggelar simulasi PTM.
Awalnya PTM terbatas dilakukan untuk jenjang SMP mulai 6 September 2021. Seminggu kemudian, PTM jenjang SMP bertambah dan mulai 20 September 2021, PTM terbatas mulai dilakukan pada jenjang SD.
Ia memastikan bahwa pelaksanaan PTM itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan tidak mau berburu-buru membuka PTM sebelum lolos asesmen. Sebab, ia tidak ingin PTM itu menimbulkan klaster baru di Kota Surabaya.
Baca juga: Ketua DPD : Pemda kaji rencana PTM terbatas secara komperehensif
Oleh karena itu, kata dia, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Dispendik menugaskan tim satgas mandiri sekolah beserta kepala sekolah untuk selalu melakukan pemantauan dan pengamatan kepada siapapun yang masuk dan ada di sekolah.
"Kalau ada tanda-tanda tidak sehat, maka pihak sekolah wajib melakukan tindakan-tindakan dan meminta yang bersangkutan tidak beraktivitas di sekolah. Jadi, kalau dia guru bisa mengajar daring dari rumah, dan kalau siswa minta untuk mengikuti daring dari rumahnya," kata dia.
Baca juga: Ada positif COVID-19, Disdik: Belum ada pembatalan PTM 1.500 sekolah
Selain itu, Supomo memastikan bahwa setiap sekolah diminta untuk melakukan evaluasi harian, dan hasil evaluasi itu dikirimkan kepada Dispendik Surabaya. Dalam laporan evaluasi itu, harus dilaporkan semua hal tentang kondisi sekolah selama sehari, terutama soal penerapan prokesnya di sekolah.
"Evaluasi harian itu kami sampaikan kepada para pakar. Biasanya kita rapat bersama pakar seminggu sekali untuk mengevaluasi PTM ini. Biasanya, pakar ini juga datang ke sekolah-sekolah untuk memantau langsung, sehingga mereka bisa mengikuti perkembangan PTM itu dan bisa lebih tepat dalam mengevaluasi," ujarnya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021