"Saya sudah dua kali ikut PON, dan kini sangat bangga bisa menjadi tuan rumah penyelenggara 'event' olahraga empat tahunan tersebut," katanya yang akrab disapa Vany Ibo kepada Antara di Jayapura, Sabtu.
Menurut Vany, sejak tertarik melihat atlet-atlet dayung berlatih di depan rumahnya, ia termotivasi untuk menjadi seorang pendayung profesional.
"Jadi rumah saya berada di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, sering sekali menonton atlet berlatih, tertarik sekali," ujarnya.
Dia menjelaskan karena itulah pada 2013, dirinya nekat bergabung dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Papua.
Baca juga: Atlet dayung Lampung jajal arena kano di Teluk Youtefa
"Puji Tuhan, kedua orang tua mendukung dan memberikan dukungan sehingga saya bisa di tahap saat ini," kata atlet pelatnas yang akan kembali ke Jakarta setelah selesai mengikuti PON XX itu.
"Mari memberikan prestasi terbaik agar Tanah Papua semakin menjadi kebanggaan bagi semua orang," ujarnya lagi.
Vany mulai merintis prestasinya dengan masuk dalam peringkat ketujuh di ajang bergengsi Asian Games Jakarta 2018.
Kemudian ia menempati posisi yang sama saat Kejuaraan Dayung tingkat Asia 2017 di China.
Baca juga: Lima atlet dayung Riau yang akan berlaga di PON terserang COVID-19
Di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) Cabang Olahraga Dayung, Vany membawa pulang medali emas dari nomor kayak 1 putri 200 meter pada 2019.
Vany juga menggondol medali emas dari nomor Tradisional Boat Race (TBR) jarak 1000 meter pada ajang yang sama.
Di tingkat Asia, Vani membuktikan dirinya dengan menyabet medali perak di ajang Asian Games 2018 dari nomor kano beregu.
Ia lalu mempersembahkan dua medali emas sekaligus dalam ajang SEA Games 2019 di Filipina dengan kategori kayak tunggal puteri jarak 200 meter dengan mencatatkan waktu 43,292 detik dan pada jarak 500 meter mencatatkan waktu 2:04.687.
Baca juga: Atlet dayung dari sejumlah provinsi mulai lakukan tes arena
Baca juga: Menhub pastikan kesiapan sarana transportasi pendukung PON XX di Papua
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021