Pelepasan produk ekspor menjadi komitmen kami sebagai upaya meningkatkan daya saing dan memotivasi para pelaku usaha
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengatakan tujuh perusahaaan peserta program pendampingan ekspor (Export Coaching Program/ECP) asal Sulawesi Selatan dan Yogyakarta mampu mengantarkan UMKM binaannya melakukan ekspor.
“Hal itu tentu saja cukup membanggakan di tengah kendala logistik kelangkaan kontainer ekspor selama pandemi COVID-19,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.
Didi menyampaikan, Kemendag akan terus mendampingi, membantu, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada pelaku usaha potensial ekspor guna peningkatan kesiapannya untuk mendukung peningkatan ekspor secara nasional.
Pelaku usaha yang berhasil ekspor tersebut bergerak di bidang industri kerajinan, makanan dan minuman, serta kayu dan produk kayu.
Didi Sumedi menjelaskan capaian ini tidak terlepas kerja sama Kemendag dengan dinas yang menangani sektor perdagangan di Pemprov Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu juga tidak lepas dari komitmen yang kuat serta kerja keras dari para pelaku usaha peserta ECP.
Ketujuh pelaku UMKM tersebut, tiga di antaranya berasal dari Sulawesi Selatan yakni PT Bumi Runut Bersama yang berasal dari Kabupaten Pangkep merupakan UKM milenial telah berhasil melakukan ekspor perdananya ke China berupa cocofiber sebanyak 1 kontainer senilai 5.135 dolar AS.
Selain itu, CV Sumber Pangan Nusantara berhasil melakukan ekspor perdana ke Malaysia produk foodstuff (makanan ringan) sebanyak 1 kontainer 40HC ke Tawau Malaysia senilai Rp103 juta, dan CV LARS dari Makassar berhasil ekspor produk rumput laut ke Taiwan senilai 1.764 dolar AS.
Sementara itu empat UMKM dari Yogyakarta, yakni CV Ride One Gallery berhasil ekspor Cermin Antique ke Prancis dengan nilai transaksi 24.600 dolar AS dan ekspor Glass Handicraft ke Belgia dengan nilai transaksi Rp167.963.482 (2 x 40 HC), CV Solobeat berhasil melakukan ekspor perdana ke pasar baru, sejumlah 1.000 drumsticks ke Ghana Afrika dengan nilai 4.000 dolar AS dan 200 pasang Solobeat drumsticks ke negara Kolombia senilai 1.200 dolar AS.
Selain itu, PT Bumicharya Utama Luhur ekspor produk Teak Flooring ke Italia dengan nilai 69.000 euro dan PT. Serena Sejahtera berhasil ekspor untuk produk Salak sebanyak 6.500 kg ke pasar non tradisional Kamboja dengan nilai 14.553 dolar AS.
“Pelepasan produk ekspor menjadi komitmen kami sebagai upaya meningkatkan daya saing dan memotivasi para pelaku usaha,” ujarnya.
Capaian ini menyusul keberhasilan UMKM peserta ECP yang telah berhasil melakukan ekspor sebelumnya. Pada 2021 atau saat masih dalam kondisi pandemi COVID-19 ini sudah ada 10 pelaku asal Jawa Timur berhasil melakukan ekspor dengan produk kapok fiber, coconut charcoal, kelapa, alas kaki, kerajinan kaca, tas kerajinan Aceh dan coco powder, damar batu, glassware, interior dari batu alam.
Adapun negara tujuan ekspor mereka yaitu India, Rusia, Vietnam, Inggris, Prancis, Amerika Serikat dan Argentina, Angola dan Belanda.
Sementara itu Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Heryono Hadi Prasetyo menjelaskan keberhasilan ini berkat kerja sama tim yang baik antara BB PPEI dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta mampu mengantarkan binaannya para UMKM untuk melakukan kegiatan ekspor.
“Diharapkan para pelaku usaha mampu menjalankan bisnis ekspornya secara efektif dan mandiri.” katanya.
Heryono menambahkan bahwa permasalahan yang sering dihadapi pelaku usaha di antaranya adalah keterbatasan kapasitas produksi, SDM, persyaratan, promosi, serta pengetahuan tentang regulasi ekspor, baik di dalam negeri maupun di negara tujuan ekspor.
“Oleh karena itu, melalui ECP, peserta juga diharapkan dapat menambah wawasan mengenai cara mengatasi berbagai kendala yang dihadapi untuk menjadi eksportir yang tangguh,” ujarnya.
Dijelaskan, ECP untuk wilayah Sulawesi Selatan saat ini akan memasuki tahap ketiga yaitu Pendampingan Market Development dari 8 tahapan. PPEI bersama para coach dan tim dari Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen dan memotivasi serta terus mendampingi peserta ECP guna berhasil menembus pasar ekspor.
Keberhasilan tersebut juga tidak lepas dari rajinnya UKM dalam mengikuti proses pendampingan dan konsultasi dengan coach untuk hal-hal teknis persiapan ekspor, dokumen serta pengiriman.
Sedangkan empat pelaku usaha asal Yogyakarta yang mengikuti kegiatan pendampingan ekspor di tahun ini, meskipun program ECP masih belum selesai, berhasil melaksanakan kegiatan ekspor perdana secara mandiri dan ekspor berkala meski di tengah kondisi ketidakpastian global akibat pandemi COVID-19.
“Peserta ECP telah diberikan pendampingan mengenai kesiapan dokumen ekspor, hal-hal yang dipersiapkan ketika bernegosiasi dengan calon buyer, pengetahuan tentang kepabeanan dan pengiriman barang ekspor, kalkulasi harga ekspor dan sistem pembayaran ekspor. Diharapkan semakin banyak UMKM yang berhasil ekspor dan mampu mendorong peningkatan ekspor Indonesia di pasar global,” kata Heryono.
Baca juga: Airlangga: IKM berkontribusi dalam performa positif ekspor RI
Baca juga: Anggota DPR minta perjanjian ekonomi internasional perluas ekspor UMKM
Baca juga: Wapres: UMKM halal perlu dukungan kuat untuk penuhi pasar ekspor
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021