"Kunci kesuksesan penanganan COVID-19 adalah koordinasi dan komunikasi intens antara pusat dan daerah," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Pandu Riono menilai turunnya angka penyebaran COVID-19 di Pulau Jawa dan Bali tidak lepas dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel.
"Secara bertahap saran-saran dilakukan dan PPKM diganti levelnya supaya memberikan efek psikologis," ujar Pandu.
Ia mengatakan PPKM berkemungkinan bisa berlangsung lama karena suatu saat bisa saja level PPKM dipertahankan di level 1. Tujuannya, supaya bisa menekan pandemi COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog: Bentuk departemen percepatan pengendalian penyakit
"Level 1 itu seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi di setiap kegiatan, dan semua harus sudah vaksin," ujarnya.
Pandu sendiri mengaku kaget dengan angka penyebaran COVID-19 di Indonesia bisa turun dengan cepat. Oleh karena itu, tidak heran jika negara-negara lain juga mengapresiasi kinerja pemerintah Indonesia dalam menangani COVID-19.
Kendati demikian, Pandu mengingatkan pemerintah dan mengajak masyarakat untuk tidak terlena dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini. Sebab, masa seperti saat ini harus dimanfaatkan untuk terus berbenah guna meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat.
"Jangan lengah. Kita alami lonjakan kedua karena masuknya varian Delta di bulan Juli. Karena itu, masyarakat harus tetap waspada supaya tidak terjadi lonjakan ketiga," kata dia.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, menunjukkan bahwa masyarakat di Tanah Air puas dengan kinerja pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19.
Dalam survei tersebut responden ditanyakan terkait kepuasan masyarakat dengan kinerja Presiden Joko Widodo menangani pandemi COVID-19. Hasilnya, sangat puas sebesar 4,8 persen, cukup puas 57 persen, kurang puas 31 persen, dan tidak puas sama sekali 2,9 persen.
Baca juga: Pakar: mayoritas yang terinfeksi COVID-19 tapi tidak terdeteksi
"Mayoritas responden mengaku puas atau sangat puas dengan kerja Presiden dalam menangani COVID-19 sebesar 57 persen. Tingkat kepuasan tidak berubah dalam dua bulan terakhir," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Salah satu kebijakan yang dinilai berhasil menekan angka penularan COVID-19 adalah pemisahan penerapan PPKM Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. PPKM Jawa-Bali dipimpin oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sedangkan untuk luar Jawa-Bali tetap dipimpin oleh ketua Komite Pananganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Seperti diketahui, sejumlah lembaga dunia mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19. Selain Bank Dunia, universitas ternama di Amerika Serikat Johns Hopkins University menyebut penanganan COVID-19 di Tanah Air menjadi salah satu yang terbaik di tataran global.
Johns Hopkins University mengapresiasi penanganan COVID-19 di Indonesia karena mampu menurunkan angka kasus hingga minus 58 persen dalam kurun waktu dua minggu.
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga dinilai berhasil memulihkan ekonomi Indonesia dengan baik bersamaan dengan penanganan pandemi COVID-19 yang melanda dunia.
Baca juga: Epidemiolog UI: Prioritaskan pengendalian pandemi ketimbang ekonomi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021