• Beranda
  • Berita
  • BI DKI sebut industri pergudangan berpotensi genjot ekonomi Jakarta

BI DKI sebut industri pergudangan berpotensi genjot ekonomi Jakarta

27 September 2021 12:39 WIB
BI DKI sebut industri pergudangan berpotensi genjot ekonomi Jakarta
Kawasan pergudangan Marunda Center Jakarta kini juga sebagai pusat logistik berikat (PLB) e-commerce untuk memudahkan UKM dan IKM melakukan ekspor. ANTARA/HO-Marunda Center/pri.

menarik karena e-commerce butuh ‘warehouse’ (gudang)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta menyebutkan industri pergudangan potensial menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota sejalan dengan peningkatan perdagangan daring (e-commerce) saat pandemi COVID-19.

“Setelah kami dalami, industri pergudangan juga menarik karena e-commerce butuh ‘warehouse’ (gudang),” kata Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Onny Widjanarko dalam diseminasi laporan perekonomian DKI periode Agustus 2021 di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan bank sentral mencatat kinerja perdagangan daring Indonesia meningkat rata-rata sekitar 36 persen dan diperkirakan hingga 2025 melonjak hingga tiga kali lipat menurut laporan Google dan Temasek.

Sektor ini, lanjut dia, merupakan salah satu sumber pendongkrak kinerja perdagangan eceran, baik secara dalam jaringan (oline/daring) maupun luar jaringan (offline/luring).

Peningkatan itu, lanjut dia, juga turut mendorong kebutuhan pasar tenaga kerja kurir yang tak hanya untuk pengantaran barang, namun juga pengantaran makanan, seiring adanya pembatasan dalam PPKM di Jakarta.

Baca juga: Tingkat keterisian mal Jakarta sepanjang 2020 capai 87 persen

“Perubahan perilaku dari 'dine in' (makan di tempat) menjadi take away (makan di rumah) ini meningkatkan pertumbuhan industri kreatif atau pengolahan,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Budi Wiyono dalam kesempatan yang sama menjelaskan kondisi pandemi COVID-19 di sisi lain menguntungkan bagi industri perdagangan daring.

Pihaknya membuat ratusan sentra-sentra untuk penurunan barang di Jakarta yang mengakomodasi tingginya transaksi perdagangan daring.

“Satu bulan kami menambah orang 10 persen. Ini kami kewalahan mencari orang. Dia harus punya SIM, motor, bayar pajak, hafal Jakarta. Tidak gampang, dalam sebulan dia keluar, karena tidak sanggup,” katanya.

Ia mengungkapkan berjalannya perdagangan daring itu karena industri ekspor dan impor yang juga terus tumbuh.

Baca juga: "Cuci Gudang" Pedagang Turunkan Harga 20-50 Persen

Selain industri pergudangan, BI DKI Jakarta juga mencatat industri kecil menengah yang mendukung industri pengolahan juga berpeluang besar untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di Jakarta.

BI DKI mencatat kinerja industri pengolahan pada triwulan II-2021, tumbuh 25,28 persen dibandingkan periode sama tahun lalu karena meningkatnya produksi mobil dan penggunaan listrik di Jakarta.

Untuk industri pengolahan di Jakarta yang menguasai porsi terbesar yakni 52-54 persen adalah otomotif dan sisanya adalah industri kimia, makan dan minuman.

“Yang harus kami dalami lagi adalah industri kecil menengah yang mendukung industri pengolahan di Jakarta,” imbuh Onny.

Selain industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran termasuk di dalamnya pergudangan, perbaikan ekonomi di Jakarta juga ditopang industri lain di antaranya industri komunikasi dan jasa keuangan.

Baca juga: Belanja daring pasar tani di Jakarta saat PPKM tembus 2.823 transaksi
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021