Tinjauan itu dilakukan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) setelah mereka menyatakan pekan lalu untuk memutuskan apakah akan mendukung dosis ke-3 vaksin Pfizer-BioNTech pada awal Oktober, hampir sebulan setelah memulai proses evaluasi.
Meski otoritas Eropa belum menyetujui dosis penguat seperti mitra mereka di AS, lonjakan kasus dan infeksi terobosan kemungkinan mendorong mereka untuk mengambil tindakan antisipatif lain.
Infeksi terobosan adalah infeksi pada orang yang telah divaksin penuh.
Baca juga: Pakar AS: Pfizer akan dijadikan dosis penguat, Moderna masih proses
"Meski EMA dan ECDC (Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa) tidak mempertimbangkan urgensi dosis penguat COVID-19 bagi masyarakat umum, namun EMA sedang mengevaluasi permohonan saat ini untuk memastikan bahwa bukti yang ada mendukung dosis tambahan sebagai kebutuhan," kata regulator EU.
Permohonan untuk vaksin Moderna, yang disebut Spikevax, telah diajukan oleh perusahaan AS itu dan menyertakan hasil dari uji coba yang sedang berlangsung.
Banyak negara Uni Eropa memutuskan untuk memberikan dosis penguat, meski dihadapkan pada risiko hukum yang lebih tinggi sebab tidak ada persetujuan dari EMA.
Regulator tersebut menganggap keputusan negara-negara itu ada manfaatnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa selidiki peradangan langka usai vaksinasi COVID-19
Baca juga: EU capai target vaksinasi 70 persen penduduk dewasa
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021