Saya harap ke depan arena ini bisa menjadi pusat pembinaan dayung di Indonesia Timur dan banyak event internasional dilaksanakan di sini
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman berharap arena dayung di Papua bisa menjadi pusat pelatihan atlet-atlet yang berada di Indonesia bagian Timur.
Dalam kunjungannya ke arena pertandingan dayung PON di Teluk Youtefa, Kota Jayapura, Selasa, Marciano mengatakan bahwa arena tersebut sangat mempesona dan membanggakan.
“Arena (dayung) yang sangat memenuhi syarat sehingga prestasi mereka bisa menjadi ukuran untuk Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI),” ujarnya.
Baca juga: Jawa Barat rebut dua emas lewat cabang dayung PON Papua
“Saya harap ke depan arena ini bisa menjadi pusat pembinaan dayung di Indonesia Timur dan banyak event internasional dilaksanakan di sini,” tambah dia.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu juga mengatakan bahwa selepas PON pengurus provinsi harus mulai menggiatkan pembinaan dan pembibitan atlet agar lebih banyak lagi talenta yang dapat mewakili Indonesia di kancah internasional. Apalagi dayung menjadi salah satu cabang olahraga yang memiliki banyak nomor pertandingan.
Pada PON Papua saja, terdapat 40 medali emas yang diperebutkan yang terbagi dalam tiga disiplin lomba, yakni 15 dari rowing, 16 canoeing, dan sembilan traditional boat race atau perahu naga.
Baca juga: Maizir Riyondra raih emas pertama untuk Riau lewat dayung
“Potensi meraih medali ini sangat besar dan sangat banyak medali yang diperebutkan sehingga hal ini tentunya akan menyemangati para pengurus cabang olahraga agar atletnya ke depan jadi atlet andalan nasional,” ujar dia.
Namun sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PB PODSI Brata Tryana Hardjosubroto mengatakan bahwa status kepemilikan tanah arena dayung saat ini masih milik tanah adat sehingga pemerintah provinsi dan kota, menurutnya, harus mulai menuntaskan status kepemilikannya agar arena dayung dapat dimanfaatkan selepas PON.
“Jadi ini harus dikonfirmasi kepemilikannya. Ini tanah adat jadi mereka selesai PON harus diselesaikan (statusnya), belum dimiliki (pemerintah provinsi),” kata Brata.
Baca juga: Rampung, PUPR: Arena dayung digunakan tes event jelang PON XX Papua
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021