• Beranda
  • Berita
  • Swiss-Jerman dukung pendidikan vokasi sesuai kebutuhan industri RI

Swiss-Jerman dukung pendidikan vokasi sesuai kebutuhan industri RI

28 September 2021 14:22 WIB
Swiss-Jerman dukung pendidikan vokasi sesuai kebutuhan industri RI
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Dharmansyah Hadad, dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno berfoto secara virtual saat pembukaan Program Pelatihan Master Trainer, Senin. (ANTARA/ Tangkapan Layar Aplikasi Zoom)

Kami mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keterampilan profesional melalui pendidikan vokasi guna mengurangi tingkat pengangguran...

Pemerintah Swiss dan Jerman berkomitmen mendukung pendidikan vokasi yang sesuai dan terhubung atau link and match dengan kebutuhan industri di Indonesia, di mana hal itu diwujudkan dalam kontribusi kedua negara pada Pelatihan Master Trainer.

"Kami mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan keterampilan profesional melalui pendidikan vokasi guna mengurangi tingkat pengangguran, sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Dharmansyah Hadad lewat keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut Muliaman, Swiss menjadi salah satu negara yang sudah lama mendukung pendidikan vokasi di Indonesia, dan hubungan Indonesia-Swiss telah semakin meningkat, tidak hanya antar pemerintah tetapi juga antar pebisnis, dan people-to-people.

“Saat ini Indonesia dan Swiss juga dalam proses rencana penandatanganan Young Professional Agreement. Penandatangan kesepakatan ini diharapkan terjadi dalam waktu dekat sehingga entry into force dapat dimulai pada November 2021,” tambahnya.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno juga menyatakan dukungannya terhadap kegiatan Pelatihan Master Trainer sebagai salah satu upaya implementasi pendidikan sistem ganda pada sekolah vokasi di Indonesia.

“Sistem tersebut selama ini telah diterapkan di Jerman dengan sangat baik,” ujarnya.

Salah satu kekuatan perekonomian Jerman selama ini terletak pada industri dan usaha ukuran kecil menengah yang ditopang ketersediaan tenaga kerja terampil dalam jumlah dan kualitas yang cukup merata dan terstandardisasi.

Baca juga: Gandeng Jerman-Swiss, Kemenperin fasilitasi pelatihan "master trainer"

“Ratusan MoU tiap tahun ditandatangani antara sekolah dan industri di Jerman karena keterlibatan industri pada kegiatan vokasi dianggap sebagai investasi,” imbuhnya.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuturkan Program Master Trainer yang melatih para pelatih di tempat kerja merupakan implementasi dari program link and match yang dimotori oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

“Dengan adanya Pelatihan Master Trainer, diharapkan kompetensi para pelatih di tempat kerja dapat meningkat, karena para pelatih memiliki peran sangat dominan dalam membimbing para peserta praktik kerja guna mencapai kompetensi agar siap kerja,” ujar Menperin Agus.

Dalam pelatihan tersebut Kemenperin juga memfasilitasi penggunaan Modul Terjemahan Bahasa Indonesia untuk pertama kalinya. Langkah tersebut diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran dan menghasilkan lebih banyak Pelatih Tempat Kerja di industri

Ia menyampaikan kerja sama Kemenperin dengan Pemerintah Jerman terkait teknis pendidikan vokasi dan pelatihan (Technical Vocational Education and Training) telah dimulai sejak tahun 2001. Kerja sama tersebut terbukti mampu menguatkan unit pendidikan dan pelatihan Kemenperin.

“Melalui kerja sama tersebut, telah lahir lulusan kompeten dan siap kerja untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri hingga 682 ribu orang setiap tahunnya,” papar Menperin.

Kemenperin juga terus berkolaborasi dengan perwakilan Pemerintah Jerman dan Swiss melalui Deutsche Gesselschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Swiss State Secretariat for Economic Cooperation (SECO) dalam mengadopsi sistem pendidikan dual system yang diterapkan pada sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 12 pendidikan tinggi di bawah naungan BPSDMI Kemenperin yang bersifat spesifik dan teknis.

Baca juga: Kemendikbudristek dorong kampus vokasi kerja sama dengan industri
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021