"Tentu hari ini merupakan bagian dari pengecekan yang kita lakukan terus menerus. Saya sudah hadir ke sini tiga kali dan tentu progresnya sangat bagus, serta kita rencanakan memang awalnya pada Agustus saat itu namun karena situasi pandemi Covid-19, kita putuskan untuk membukanya pada Maret tahun depan," ujar Erick Thohir bersama para finalis kaum muda peserta #GirlsTakeover di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa.
Menurut Menteri BUMN, Sarinah akan terus dirawat sebagai bagian dari sejarah, namun tentunya dengan kosistem dan model bisnis yang baru.
Baca juga: Erick: Kantor bersama BRI, Pegadaian, PNM bermanfaat bagi nasabah
"Saya rasa ini membuktikan bahwa sejarah tidak boleh dilupakan. Di sinilah mengapa Sarinah terus kita rawat menjadi bagian sejarah, tetapi dengan ekosistem dan model bisnis yang baru," katanya.
Selain berencana untuk membuka Gedung Sarinah pasca-renovasi, Erick Thohir juga akan memamerkan seni rupa patung relief Sarinah bersejarah hasil restorasi.
"Dan tentu yang kita tunggu-tunggu nanti yakni hasil daripada relief yang diperbaiki, tadi saya sudah cek bagus. Hanya kita tunggu kapan hari yang terbaik untuk kita memamerkan relief ini," kata Erick.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengagumi mahakarya relief tersebut dan meminta karya ini direstorasi sedapat-dapatnya kembali seperti sediakala. Saat Sarinah kembali dibuka, relief ini juga dapat dipamerkan kepada publik.
Relief ini melambangkan kegiatan ekonomi rakyat jelata yang pada saat itu bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan, dan kerajinan.
Baca juga: Erick Thohir: Pimpinan harus turun langsung pastikan program berjalan
Relief ini, menurut catatan beberapa ahli sejarah dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah.
Relief ini juga terus mengingatkan amanah Sarinah untuk membesarkan mereka. Pada tahun 80-an, Sarinah pernah terbakar dan mengalami pelebaran koridor pengunjung. Relief ini dipindahkan dan disimpan di lantai dasar.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021