Ribuan Warga Flores Timur Mengungsi

17 Januari 2011 10:45 WIB
Kupan (ANTARA News) - Ribuan warga Waibalun, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak Minggu malam mengungsi ke tempat-tempat ibadah dan fasilitas umum lainnya akibat banjir.

Tidak ada korban jiwa, tetapi beberapa rumah warga ikut hanyut terbawa banjir yang muncul dari lereng Gunung Mandiri menyusul hujan deras dan angin kencang yang berlangsung selama hampir dua pekan ini, kata Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Piter Manuk, di Kupang, Senin.

"Sampai tadi malam pukul 12.00 wita, baru tercatat 150 kepala keluarga atau 737 warga yang mengungsi, tetapi pagi ini sudah bertambah hingga mencapai lebih dari seribu orang yang mengungsi," kata Manuk.

Dia mengatakan, jumlah tersebut kemungkinan masih terus bertambah karena hujan terus mengguyur wilayah itu sehingga membuat warga semakin panik dan meninggalkan rumah mereka.

Piter Manuk menambahkan, kepanikan warga itu dipicu oleh datangnya banjir yang dianggap tidak wajar karena tidak ada anak sungai yang melewati pemukiman penduduk dan baru pertama kali terjadi dalam sejarah bencana di Flores Timur.

Bencana banjir di Larantuka kata dia memang terjadi hampir setiap tahun tetapi biasanya meluap dari sungai kecil dari gunung menuju laut yang terletak berada ditengah Kota Larantuka, sekitar istana Raja Larantuka.

Mengenai bantuan, dia mengatakan bantuan tanggap darurat sudah dikirim ke lokasi seperti terpal, tikar dan makanan siap saji.

Di samping itu, kendaraan dapur umum telah dikerahkan ke tempat penampungan yang lebih banyak dihuni warga untuk membantu mereka yang kesulitan makanan.

"Petugas kita sudah siap di lapangan. Sekarang mereka sedang menyiapkan dapur umum. Kalau masih diperlukan, kami akan datangkan dari kabupaten tetangga seperti Sikka, Maumere dan Lembata," katanya.

Piter Manuk juga meminta daerah untuk segera memberikan laporan tentang setiap kejadian di daerah agar Pemerintah Provinsi NTT bisa menyiapkan langkah-langkah penanganan.
(ANT/A024)


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011