• Beranda
  • Berita
  • Dubes Uni Eropa: pasar tenaga kerja saat ini lemah karena pandemi

Dubes Uni Eropa: pasar tenaga kerja saat ini lemah karena pandemi

29 September 2021 16:29 WIB
Dubes Uni Eropa: pasar tenaga kerja saat ini lemah karena pandemi
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket dalam diskusi virtual "Pemulihan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi" di Jakarta, Rabu. (29/9/2021). (ANTARA/Azis Kurmala)
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket mengatakan pasar tenaga kerja saat ini sangat lemah akibat pandemi COVID-19.

"COVID-19 menghantam Eropa sama parahnya dengan Indonesia. Anak-anak muda sulit mencari pekerjaan dan saat ini pasar tenaga kerja sangat lemah," kata Vincent Piket dalam diskusi virtual bertajuk "Pemulihan Ekonomi dan Pendidikan Tinggi" di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan perekonomian yang menurun dapat menimbulkan masalah lebih besar bagi masyarakat, khususnya para tenaga kerja muda yang tidak terserap dalam industri.

"Orang-orang muda yang memasuki dunia kerja akan merasa lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan pertama mereka. Lebih dari 100 juta orang Eropa menghadapi kenyataan baru dan menantang," kata Dubes Piket.

Selain itu, dia mengungkapkan tentang jutaan guru di seluruh Eropa yang harus beradaptasi dengan cepat karena penutupan sekolah-sekolah selama pandemi.

"Guru tetap berada di garis depan untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap berlanjut. Guru harus berinovasi dengan pembelajaran jarak jauh untuk siswa mereka," kata dia.

Baca juga: Dalam 14 tahun pasar tenaga kerja di Jerman terus tumbuh

Dubes Piket mengatakan para pekerja dalam bidang pendidikan tinggi di Eropa telah menunjukkan ketahanannya untuk mengatasi tantangan selama pandemi COVID-19.

Terkait pemulihan dalam bidang pendidikan, ia mengatakan kebijakan dan investasi pendidikan serta pelatihan diarahkan untuk bertransisi ke ranah digital yang inklusif.

"(Kita perlu) melatih generasi masa depan dalam menciptakan pengetahuan lintas batas, disiplin dan budaya untuk masyarakat yang tangguh, inklusif dan berkelanjutan," kata Dubes Piket.

Ia menambahkan literasi digital adalah suatu keharusan, terlebih lagi di dunia pasca-COVID-19.

"Semua pembelajaran dan pekerjaan di semua sektor akan membutuhkan beberapa bentuk keterampilan digital ... rata-rata dua dari lima orang Eropa berusia 14-74 tidak memiliki keterampilan ini," ujarnya.

Uni Eropa memberikan insentif bagi 5.000 institusi pendidikan tinggi di seluruh Eropa untuk beradaptasi dengan kondisi pasca-COVID-19.

Baca juga: Penyamaan kualifikasi profesi perluas pasar tenaga kerja

Baca juga: Dirjen sebut milenial lebih inginkan pasar tenaga kerja yang fleksibel

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021