Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan pihaknya telah melakukan penyuluhan kontrasepsi secara dari pintu ke pintu untuk dapat meningkatkan minat warga dalam memakai alat kontrasepsi.
“BKKBN mengubah strategi. Penyuluh kini boleh membawa alat kontrasepsi yang disampaikan ke fasilitas kesehatan. Kami juga membuka layanan KB di banyak titik, juga meluncurkan Gerakan Sejuta Akseptor dan melakukan pemasangan alat kontrasepsi gratis, mudah diakses dan tersedia,” kata Hasto dalam Dialog Produktif Rabu Utama bertajuk “Program Keluarga Berencana di Masa COVID-19” yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Langkah tersebut dia lakukan karena ingin mempermudah banyak perempuan usia produktif yang ingin memasang alat kontrasepsi, namun masih tidak berani datang ke fasilitas keluarga berencana (KB) akibat dari pandemi COVID-19.
Selain melakukan penyuluhan dari pintu ke pintu, Hasto menjelaskan pihaknya juga telah menyalurkan dana alokasi khusus (DAK) ke setiap kabupaten atau kota di Indonesia.
Ia menyebutkan, bila sebelumnya dana untuk program Keluarga Berencana (KB) hanya diberikan sebesar Rp62 miliar, maka pada Tahun 2020 hingga 2021 dana tersebut ditingkatkan menjadi Rp400 miliar.
Terakhir, dia mengatakan, guna lebih mempermudah ibu mendapatkan pelayanan KB, dia menjelaskan klaim BPJS untuk pemasangan alat kontrasepsi kini telah dipermudah.
“Anggaran bisa diklaim ke dinas keluarga berencana kota setempat terkait dengan jasa bidan dan dokter yang melakukan jasa pemasangan kontrasepsi,” ucap dia.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021