"Tapering akan membawa perekonomian Amerika tumbuh di laju potensialnya sehingga akan berdampak positif kepada ekonomi global maupun Indonesia," ucap Purbaya dalam Konferensi Pers Penetapan Tingkat Bunga Penjaminan LPS secara daring di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, Purbaya menekankan agar Indonesia bisa terus menyesuaikan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dan lebih baik lagi ke depannya.
Risiko volatilitas akibat rencana tapering Fed akan tetap menjadi fokus perhatian dan diukur dampaknya, kendati ia meyakini untuk saat ini dampak rencana tersebut relatif terbatas.
Baca juga: LPS turunkan bunga penjaminan bank umum, jadi 3,5 persen
Menurut Purbaya, tapering tersebut merupakan usaha AS untuk membuat perekonomiannya tidak terlalu panas dan tumbuh cepat di atas laju potensialnya.
"Kalau itu yang terjadi maka seharusnya ekonomi AS bisa tumbuh di laju potensialnya dalam waktu yang lama, artinya bisa sampai 10 tahun ke depan dari sekarang," tegasnya.
Maka dari itu, ia menilai secara umum rencana tapering yang akan mulai dilakukan pada akhir tahun 2021 sudah lebih relatif dapat diterima oleh pelaku pasar dan diyakini tidak akan langsung terjadi secara mendadak.
"Jadi itu sinyal suatu pertumbuhan ekonomi global yang berkesinambungan akan terjadi," ungkap Purbaya.
Baca juga: LPS jamin 365,07 juta rekening hingga Agustus 2021
Baca juga: LPS proyeksikan kredit bakal tumbuh 3,2-5 persen sampai akhir 2021
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021