Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara Syamsul Huda mengatakan infrastruktur yang sedang dikebut itu yaitu PLTU Palu 3 berkapasitas 2x50 MW, SUTT 150 kV Tawaeli - Talise, SUTT 150 kV Tawaeli - PLTU Palu 3, dan gardu induk 150 kV Tawaeli berkapasitas 60 MVA.
"Pembangunan gardu induk 150 kV Tawaeli telah mencapai 60 persen untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kawasan Ekonomi Khusus Kota Palu," kata Huda dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Adapun proyek SUTT 150kV Tawaeli - Talise telah memasuki tahap recheck survey dan pembebasan lahan, sedangkan progres pembangunan PLTU Palu 3 telah memasuki pekerjaan sipil.
Baca juga: PLN pakai teknologi SCADA tingkatkan keandalan listrik PON Papua
"Pelanggan tidak usah khawatir terhadap suplai listrik yang diperlukan karena setelah bencana tsunami 2018 lalu, beban puncak Kota Palu meningkat menjadi 150 MW yang sebelumnya 125 MW dan cadangan daya PLN masih melimpah," ujar Huda.
Saat ini, kelistrikan Palu masuk ke dalam interkoneksi sistem Sulawesi Bagian Selatan. Sistem tersebut memiliki daya mampu sebesar 1.953 MW dengan cadangan daya mencapai 594 MW.
Selain itu, kelistrikan Palu juga telah disuplai oleh dua jalur SUTT melalui SUTT 150kV Poso - Sidera dan SUTT 150kV Mamuju - Topoyo yang baru diselesaikan pada 2020.
Dengan kesiapan tersebut, daya listrik di Sulawesi Tengah dapat memasok kebutuhan energi untuk fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter.
Sebelumnya, PT Anugerah Tambang Smelter (ATS) telah menggandeng PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik yang andal bagi operasional produksi smelter di wilayah Palu.
Baca juga: PLN beri perhatian program dekarbonisasi 2060
ATS yang merupakan perusahaan nikel dan industri smelter ini merupakan pelanggan besar di KEK Kota Palu yang rencananya akan disuplai oleh PLN melalui gardu induk 150 kV Tawaeli.
Selain untuk smelter, PLN juga siap memenuhi kebutuhan industri tambak udang yang akan menggunakan listrik PLN sebesar 65 MVA.
Rencana pembangunan smelter ini akan dibagi menjadi dua tahap, yaitu proyek 85 MVA yang direncanakan rampung pada 2022 dan proyek 170 MVA pada 2023 dengan total investasi mencapai Rp8 triliun.
PLN juga telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik sekitar 738 MVA dengan beberapa perusahaan, seperti Arafura Surya Alam di Sulawesi Utara, PT Banyan Tumbuh Lestari di Gorontalo, PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Macika Mineral Industri di Sulawesi Tenggara.
Kebutuhan listrik untuk fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral di Sulawesi diproyeksikan lebih dari 6.000 MVA.
Baca juga: PLN rangkul inovator mancanegara perkuat ketahanan energi nasional
Baca juga: PLN dukung pengembangan wisata dengan sistem kelistrikan prima
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021