Penembakan rudal antipesawat itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian uji coba senjata yang dilakukan Korea Utara akhir-akhir ini di tengah pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat yang menemui jalan buntu.
Uji coba dilakukan oleh Akademi Ilmu Pertahanan Korea Utara, lembaga pengembang senjata militer, dan bertujuan untuk memastikan bahwa peluncur rudal, radar, kendaraan komprehensif komando pertempuran dan kinerja tempur berfungsi dengan baik, kata KCNA.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampaknya tidak menghadiri uji coba itu. Pak Jong Chon, anggota politbiro dan Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa, merupakan pejabat yang mengawasi percobaan tersebut.
"Uji coba secara keseluruhan sangat penting secara praktis dalam mempelajari dan mengembangkan berbagai sistem rudal antipesawat prospektif," kata kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, yang mengutip pernyataan Akademi Ilmu Pertahanan.
Sebelumnya, KCNA pada Rabu (29/9) melaporkan bahwa Korea Utara menembakkan rudal hipersonik yang baru dikembangkan di lepas pantai timurnya pada Selasa (28/9).
Penembakan rudal itu terjadi setelah Korut mendesak Amerika Serikat dan Korsel untuk membuang "standar ganda" mereka tentang program senjata nuklir agar pembicaraan diplomatik dapat dimulai kembali.
Pengembangan sistem senjata meningkatkan kemampuan pertahanan Korut, kata KCNA.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel: Korut tembakkan proyektil tak dikenal
Baca juga: Korut tawarkan pemulihan hubungan langsung antar-Korea
Korea Utara uji coba rudal jelajah jarak jauh baru
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021