Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira menilai partisipasi Indonesia dalam gelaran internasional World Expo 2020 Dubai dapat memperluas potensi perdagangan ke pasar nontradisional di kawasan teluk.Jadi bukan secara umum, tapi spesifik yang dijual investasi sektoral dan ekosistem regulasi yang mendukung investasi-investasi secara sektoral tersebut. Itu yang harusnya ditonjolkan didalam setiap expo
Bhima mengatakan kegiatan di lokasi yang strategis itu tersebut juga dapat bermanfaat untuk menarik investasi baru, baik dalam bidang pariwisata, maupun ekspor dan impor.
"Jadi bukan secara umum, tapi spesifik yang dijual investasi sektoral dan ekosistem regulasi yang mendukung investasi-investasi secara sektoral tersebut. Itu yang harusnya ditonjolkan didalam setiap expo," kata Direktur Center of Economic and Law Studies di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, belajar dari pengalaman penyelenggaraan expo sebelumnya, baik atas inisiasi pemerintah maupun dunia usaha, yang terpenting adalah adanya daya saing yang ditonjolkan secara spesifik.
Baca juga: Mendag: RI berpeluang raih investasi lewat World Expo 2020 Dubai
Dengan demikian, kata dia, pembukaan Paviliun Indonesia di World Expo 2020 Dubai dapat menyasar target investor yang memang tertarik dalam bidang tertentu, tidak hanya di tataran ide, tetapi juga dalam implementasi.
"Follow up atau tindak lanjut itu menjadi satu hal yang sangat penting pasca-expo. Lalu, penawaran dilakukan secara spesifik dan ada potensi kerja sama antar kedua negara bidang ekspor impor," katanya.
Menurut dia, kawasan Timur Tengah saat ini membutuhkan spare part otomotif, sayur-sayuran, furnitur olahan kayu, tekstil pakaian jadi sehingga banyak peluang untuk penetrasi ekspor.
Dalam kesempatan terpisah, Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan upaya untuk membuka pasar ekspor baru patut diapresiasi mengingat negara nontradisional belum mempunyai hubungan perdagangan dengan Indonesia secara intensif.
Baca juga: Mendag buka opsi Paviliun Indonesia jadi pusat perkenalkan karya UMKM
Selain itu, lanjut dia, letak geografis UAE sebagai kawasan yang strategis bisa menjadi hub perdagangan Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan sehingga akan mendorong pertumbuhan kerja sama ekonomi yang lebih institusional.
"Lewat FTA maupun CEPA, itu pasti akan mengintensifkan perdagangan. Yang jelas, perhitungan kami di awal negara-negara (non-tradisional) ini dikejar karena memperluas peluang ekspor," paparnya.
Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kadin Indonesia Mohamad Bawazeer memproyeksikan realisasi IUAE-CEPA, yang apabila terwujud, akan sangat positif bagi peningkatan kinerja perdagangan dan menjadi titik balik hubungan perdagangan Indonesia-Timur Tengah.
Ia mengatakan keberhasilan penjajakan dengan UAE akan menarik minat pelaku usaha di Qatar, Arab Saudi maupun negara kawasan teluk lainnya untuk bekerja sama dalam bidang perdagangan.
"Untuk itu, terobosan CEPA dapat menyelesaikan kendala ini. Karena didalamnya termasuk masalah halal dan lainnya. Jadi, kita harap tahun ini bisa ditandatangani," kata Bawazeer.
Baca juga: Resmi dibuka, Paviliun Indonesia hadir digelaran Expo 2020 Dubai
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021