"Aku sangat berharap film ini bisa terhubung (secara emosional) kepada para penonton dan memiliki nilai universal. Film ini datang dari ceritaku di masa kecil, di mana aku dulu tinggal di dekat pantai yang dingin. Orang tuaku suka mengajakku dan saudara-saudaraku bermain di sana," kata Nourigat kepada ANTARA, ditulis pada Minggu.
"Beberapa waktu berlalu, aku kembali ke sana sebagai orang dewasa dan menyadari betapa pantai itu sangat berbahaya. Aku bertanya kepada orang tuaku, 'Bagaimana bisa mereka mengajakku ke sana ketika aku masih kecil?', dan aku mencoba menggambarkannya melalui animasi pendek ini," imbuhnya.
"Far from the Tree" sendiri berlatar di pantai yang indah di Pacific Northwest. Rasa ingin tahu menguasai seekor rakun muda yang orang tuanya yang frustrasi berusaha menjaga mereka agar tetap aman.
Dalam "Far From the Tree", rakun muda ini akan belajar bahwa meskipun ada alasan untuk takut, karena bahaya mengintai di setiap sudut, masih mungkin untuk hidup dengan hati dan pikiran yang terbuka.
"Sebagai orang tua, mereka memberikan perhatian khusus kepada anak-anak mereka, pun saat anak-anak ini bermain di dunia sekitarnya. Orang tua ingin membuat anak-anak mereka siap, pada waktunya, dan selalu menjaga mereka agar tetap berhati-hati," kata Nourigat.
"Di film ini, adalah bagaimana kita melihat pantai ini dari sisi sebagai seorang anak dan orang tua. Dan akhirnya bagaimana kita sekarang melihatnya dari perspektif orang tua seiring bertambahnya usia," ujarnya menambahkan.
Film animasi berdurasi kurang dari 10 menit ini pun dikemas Nourigat dan tim dengan menggunakan pendekatan animasi dua dimensi (2D) khas Disney. Ia mengatakan banyak terinspirasi dari film-film animasi 2D klasik seperti "Bambi" (1942), "Robin Hood" (1973), hingga "The Lion King" (1994).
"Aku sendiri sangat menyukai unsur minimalis dan grafik yang sederhana. Di animasi ini, kami memadukannya dengan gambar tangan, teknik 2D yang dimulai dari kertas, hingga pewarnaan water color. Rasanya sangat keren melihat teknologi bisa membuat semua itu terjadi," kata Nourigat.
Di sisi lain, produser Ruth Strother mengatakan pandemi tidak menjadi halangan para animator dan segenap tim "Far from the Tree" untuk menyelesaikan proyek ini.
"Kami memastikan tidak melewatkan proses dan detail untuk (finishing) film ini. Dan kami percaya satu sama lain bahwa kita semua bisa menyelesaikan tugas masing-masing walaupun berjauhan," kata Strother.
Sementara itu, film pendek "Far from the Tree" sendiri akan memulai debut teatrikalnya kepada penonton di seluruh dunia dengan film fitur Walt Disney Animation, "Encanto," pada November 2021.
Baca juga: Bincang bareng animator dan koreografer film Disney "Encanto"
Baca juga: Sutradara ungkap inspirasi "Encanto" hingga pesan untuk animator lokal
Baca juga: "Eternals" hingga "Encanto" tayang eksklusif di bioskop
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021