"Banyak orang yang mengatakan Oqta ini bukan unggulan, justru kami bersyukur," kata dia di Jayapura, Minggu.
Ia mengatakan meskipun disebut-sebut sebagai salah satu atlet "underdog", namun buktinya Oqta berhasil melaju ke pesta puncak untuk memperebutkan medali emas dengan Nur Saadah atlet Jawa Barat.
Baca juga: Riau pelajari strategi atlet Jawa Barat jelang final muaythai PON XX
"Kita menyadari jika dibandingkan dengan atlet-atlet lain terutama dari Pulau Jawa kita bukan siapa-siapa, namun kami akan berjuang dan memberikan yang terbaik," kata dia.
Di partai final Oqta Mesi Simorangkir, kata dia, akan berusaha menunjukkan bahwa ia layak berada di final untuk merebut medali emas.
Oqta Mesi akan turun di kelas -43 kilogram berhadapan langsung dengan atlet Jawa Barat Nur Saadah.
Secara pribadi, Sinyo yang juga Manajer Muaythai Provinsi Riau memiliki keyakinan Oqta bisa membuatkan emas bagi daerahnya.
"Saya yakin. Meskipun Oqta ini kecil tapi dia punya juang yang luar biasa," ujarnya.
Baca juga: Riau tantang Jabar di final Muaythai kelas 43 kilogram tarung putri
Menjelang final, secara pribadi Sinyo tidak merasa merasa berpikir namun tidak dengan Oqta. Sebab, Oqta merupakan harapan terakhir Riau cabang olahraga Muaythai untuk membawa pulang medali emas. Sedangkan dua atlet lainnya tersingkir.
Terakhir, ia mengatakan jika Oqta berhasil menyabet medali emas maka akan mencatatkan sejarah bagi Provinsi Riau dan dunia muaythai Indonesia pada umumnya.
Sebagai tambahan, sebelum tampil di PON XX, Oqta Mesi berhasil menggondol medali emas pada pra kualifikasi PON se-Sumatera yang diadakan di Bengkulu.
Baca juga: Atlet muaythai Sulsel tembus final PON Papua
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021