Petenis muda Rifqi Fitriadi mengaku senang dapat bertanding melawan seniornya di pelatnas Aditya H. Sasongko saat bertemu dalam laga final beregu putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Minggu.
“Kita sering latihan bareng, senang bisa main sama dia di sini sekarang, kapan lagi bisa main sama senior dalam pertandingan bergengsi ini,” kata Rifqi kepada ANTARA usai pertandingan di arena tenis lapangan kawasan perkantoran Wali Kota Jayapura, Minggu.
Petenis yang memperkuat Jawa Timur ini mengaku sebelum bermain merasa sangat bersemangat dan “menggebu-gebu kalau melawan senior,” kata dia.
Meskipun mengaku gugup atlet berusia 22 tahun itu merasa sangat percaya diri saat akan menghadapi wakil Bengkulu itu.
“Kalau dibilang nervous 30 persen, 70 persen confidence, saking senengnya bisa main sama senior,” kata Rifqi.
PON kali ini menjadi ajang pertemuan senior dan junior.
Baca juga: Papua gondol medali emas futsal PON XX
Pada PON sebelumnya, cabang tenis memberlakukan pembatasan usia U-21 tahun yang merupakan keputusan Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) pada PON 2012 Riau dan PON 2016 Jawa Barat.
Namun pada PON Papua 2021, aturan batasan usia tidak diberlakukan karena ada penundaan akibat pandemi dan hal ini ditanggapi positif oleh Rifqi.
"Tahun ini PON-nya umurnya dibuka semua jadi umum, jadi semua senior bisa turun main, yang kita muda-muda juga bisa beradu dengan mereka jadi bagus untuk batu loncatan untuk ke depannya lagi,” kata Rifqi.
Rifqi yang akan bermain dalam nomor perorangan tunggal dan ganda, bertekad mengalahkan senior-seniornya.
“Mudah-mudahan nanti bisa bertemu dalam All Jatim Final sama David Agung, senior saya juga,” kata Rifqi.
Rifqi mengantarkan Jawa Timur membawa pulang emas tenis nomor beregu putra setelah menyudahi perlawanan Aditya dengan 6-2, 6-1.
Selain Rifqi, Christopher Rungkat juga menyumbang poin untuk Jawa Timur sehingga menang 2-0 atas Bengkulu.
Baca juga: Basket putri Sulawesi Selatan ke semifinal usai kalahkan Papua 68-45
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021