Dewan Keamanan menggelar rapat tertutup pada Jumat (1/10) atas permintaan Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya mengenai peluncuran rudal milik Korut.
Pertemuan itu berlangsung sehari setelah Pyongyang menembakkan rudal antipesawat yang baru dikembangkannya.
Unjuk gigi itu merupakan yang terbaru dalam serentetan uji senjata baru-baru ini, yang mencakup peluncuran rudal hipersonik yang tak terlihat sebelumnya, rudal balistik, serta rudal jelajah yang kemungkinan berkapasitas nuklir.
Direktur Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Korut Jo Chol Su mengatakan pertemuan DK PBB menandakan sebuah "kedunguan terang-terangan dan invasi liar" terhadap kedaulatan negaranya dan "provokasi serius yang tidak dapat dimaklumi."
Jo menuding Dewan Keamanan menerapkan standar ganda sebab dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu masih bungkam soal latihan militer gabungan AS dan uji senjata dengan sekutu, sementara di sisi lain mempermasalahkan kegiatan-kegiatan Korut untuk "membela diri".
"Ini adalah pengingkaran terhadap sikap netral, objektivitas dan keseimbangan, jalur kehidupan aktivitas PBB sekaligus menjadi sebuah bukti wujud standar ganda," kata Jo melalui pernyataan yang dilansir oleh KCNA.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korut tembakkan rudal balistik di tengah kebuntuan pembicaraan nuklir
Baca juga: Korea Utara kecam latihan militer Korea Selatan dan AS
Korea Utara uji coba rudal jelajah jarak jauh baru
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021