Sebagai informasi, haute couture sendiri diambil dari Bahasa Prancis, yang jika diterjemahkan secara harfiah, "couture" berarti "penjahitan", sedangkan "haute" berarti "tinggi".
Rumah mode dan desainer yang membuat haute couture biasanya harus merancang pakaian yang dibuat berdasarkan pesanan untuk klien pribadi, dengan lebih dari satu fitting, menggunakan atelier yang mempekerjakan setidaknya 15 staf.
"Kami baru saja mulai bekerja keras," ungkapnya saat pratinjau untuk pertunjukan langsung pertamanya dengan penonton sejak ia bergabung dengan rumah mode pada awal pandemi tersebut, dikutip dari Vogue, Senin.
Baca juga: Desainer Givenchy tutup usia
Didukung oleh aspirasi adibusananya, koleksi ready-to-wear ketiganya digambarkan seperti "pelepasan proporsi yang megah" -- dengan "ledakan" ide, kreasi, dan ambisi yang tertahan terlalu lama, sampai akhirnya muncul ke permukaan.
Di dalam La Défense Arena, Williams mendirikan struktur cahaya oval raksasa yang proporsional di mana sekitar 70 model melintasi catwalk dan saling bersinggungan.
"(Konsep ini) Membuat semua orang melihat (koleksi) secara nyata, dan pasti memberi tahu apa yang akan Anda lihat hari ini," kata Williams.
Koleksinya banyak mengandalkan siluet khas tahun 1940-an yang diperkuat — dengan bahu yang terpahat, pinggang yang ketat — ia mengerjakan fabrikasi dan dekorasi permukaan setiap pakaian hingga tingkat yang tak terpisahkan, meningkatkan faktor dampak penampilan sehingga penonton dapat benar-benar melihat detailnya dari seluruh arena.
"Potongan-potongannya benar-benar kompleks," kata Williams.
Dalam banyak hal, lanjut Williams, koleksi ini terasa seperti awal dari ide melakukan couture. Ini diwujudkan dalam nilai desain yang bersemangat, yang sering dibuat untuk konstruksi yang kaku dan tampak menyempit seperti sepatu bot dominatrix setinggi lutut, atau jaket ketat neoprene yang disesuaikan yang diikatkan pada korset yang didekonstruksi atau ditanamkan dengan peplum tegas yang menyembul dari pinggul mereka.
Williams berkolaborasi dengan seniman New York Josh Smith, menafsirkan lukisan semi-abstraknya melalui lensanya sendiri, mengerjakan motif yang dilukis dengan badut dan kata-kata ke permukaan celana jeans vulkanisir khasnya.
"Josh memiliki estetika yang jauh berbeda dari yang saya miliki: banyak warna dan kecerahan. Itu adalah kesempatan bagus untuk keluar dari zona nyaman saya dan menjelajahi ruang baru," kata Williams.
Perpaduan keduanya disebut menciptakan semacam ilusi dalam gaya. Penampilan itu adalah streetwear yang seakan disulap menjadi couturier, eksperimen yang dirasa banyak orang hanya bisa dilakukan oleh Williams.
Baca juga: Givenchy tunjuk Matthew Williams sebagai Direktur Kreatif baru
Baca juga: Akuisisi Tiffany & Co, LVMH tidak minta negosiasi ulang
Baca juga: Givenchy hadirkan suasana 1990-an di Pekan Mode Paris
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021