Levi Rumbewas dan mesin waktu PON Papua

5 Oktober 2021 14:30 WIB
Levi Rumbewas dan mesin waktu PON Papua
Atlet binaraga Papua Levinus Rumbewas berpose usai tampil sebagai tamu kehormatan di laga final binaraga PON XX Papua di Auditorium Uncen, Jayapura, Senin (4/10/2021). ANTARA/Andi Firdaus/am.

Saya senang olahraga binaraga PON XX dilaksanakan di Papua yang merupakan tempat kelahiran saya

Pria tua itu sudah tak lagi gagah seperti dulu. Otot tebal yang pernah menyembul di hampir sekujur tubuhnya sudah tak lagi tampak malam itu.

Ia berjalan gontai menapaki satu per satu anak tangga di bawah sorot lampu yang memandu hingga ke tengah panggung utama. Lengan kanannya masih dipapah saat seorang host memperkenalkan namanya. "Hadirin, mari kita sambut atlet legendaris Indonesia, Levinus Rumbewas," katanya.

Seketika riuh tepuk tangan bergemuruh dari bangku tribun di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kabupaten Jayapura. Penonton, atlet, dan ofisial dari 17 provinsi saling bersahutan memanggil nama Levi.

Suara penonton bahkan terdengar lebih berisik dari entakan lagu Unforgiven besutan Metalica yang mengiringi kemunculan Levi di atas panggung.

Levi adalah atlet binaraga Indonesia yang terkenal pada tahun 80-an dan 90-an. Binaragawan terbaik Indonesia itu hadir sebagai tamu kehormatan ajang final binaraga Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Videotron berukuran besar di belakang panggung memutar perjalanan waktu kembali ke zaman kejayaan Levi saat membawa Indonesia tampil di berbagai kancah pertandingan dunia.

Baca juga: Tuan rumah Papua pesta emas dari binaraga

Juri binaraga PON XX Papua sekaligus host lomba Atok Suhartanto membacakan segudang prestasi dari pria kelahiran Biak, 15 Oktober, 72 tahun silam itu.

Debut karir Levi dimulai pada 1974 mengikuti kejuaraan binaraga dalam rangka HUT Kota Jakarta. Setahun kemudian menjajal peruntungan sebagai atlet angkat besi di Kejurnas Semarang meraih satu perak dan satu perunggu.

Usai absen setahun, warga Jalan Teluk, Kelurahan Imbi, Jayapura Utara itu kembali dipercaya menjajal kejuaraan nasional pada 1977-1996 di antaranya meraih peringkat pertama dan gelar binaraga terbaik madya di Kejurnas di Jakarta serta kategori terbaik pertama Kejurnas binaraga.

Levi menyumbangkan lima emas bagi Papua melalui Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 1981, 1985, 1989, 1993 dan 1996.

Pada kontes internasional tingkat ASEAN pada 1983 Levi meraih peringkat IV kejuaraan binaraga Asean di Kinabalu, Malaysia. Peringkat Levi melesat di kejuaraan yang sama di Jakarta dan Singapura di peringkat II. Baru tiga tahun berselang, Levi berhasil memuncaki peringkat saat tampil di Filipina.

Gelar Levi sebagai atlet binaraga terbaik di Asia Tenggara direbut pada 1987 pada SEA Games XIV di Jakarta, 1989 di Malaysia dan 1991 di Filipina.

Di tataran Asia, nama Levi juga disegani berkat menyabet gelar Mr Asia 1991 kelas ringan 70 kg dan Most Improver yang hanya diberikan kepada atlet binaraga yang dinilai dewan juri memiliki perkembangan fisik serta kemajuan pesat dari setiap pertandingan yang ia ikuti.

Levi mencapai puncak karir saat menjadi atlet terbaik ketujuh dunia lewat world games di Belanda pada 1989. "Saat itu world games hanya diikuti oleh cabang olahraga yang tidak diikutkan dalam Olimpiade," kata host.

Didera penyakit

Di usianya saat ini, separuh tubuh dari suami dari lifter nasional Ida Korwa ini didera stroke. Bahkan penyakit batu ginjalnya kembali kambuh.

"Saya dituntun tadi karena saya stroke sebelah kiri dan batu ginjal saya kambuh. Saya sudah sakit-sakitan gini jadi sudah tidak berlatih sama sekali," katanya kepada Antara.

 
Atlet binaraga Papua Levinus Rumbewas dulu dan sekarang. ANTARA/HO-PBFI/Andi Firdaus/am.

Levi pernah menjalani operasi batu ginjal di Rumah Sakit Pelni, Jakarta, namun sudah beberapa bulan terakhir kambuh lagi sehingga kondisi kesehatannya saat ini menjadi kurang baik.

Kendala itu membuat ayah dari Raema Lisa Rumbawes- atlet peraih tiga medali pada tiga penampilan di Olimpiade itu kesulitan untuk berolahraga menjaga kebugaran tubuh. "Stroke ginjal ini bikin saya susah berlatih, padahal saya senang sekali olahraga untuk jaga kebugaran tubuh," katanya.

Sebelum batu ginjalnya kumat, Levi biasa berlatih dengan beban yang lebih ringan, seperti gerakan standing court, scoot jump dan senam. Kini, Levi harus melalui hari-harinya sebagai pelatih senior Papua serta mendidik sang anak.

PON Papua

Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang digelar 2-15 Oktober 2021 menjadi kebanggaan sang legenda binaraga Indonesia itu.

Saat tampil di atas panggung, Levi terharu dengan perhatian Pengurus Pusat Perkumpulan Binaraga Fitness Indonesia (PP PBFI) pimpinan Irwan Alwi.

"Saya senang olahraga binaraga PON XX dilaksanakan di Papua yang merupakan tempat kelahiran saya. Saya berharap binaraga yang sudah memiliki organisasi sendiri bisa tetap dipertandingkan di PON-PON selanjutnya," katanya.

"Saya juga senang pengurus PP PBFI selalu mengundang saya untuk hadir di Universitas Cenderawasih. Saya terharu dengan perhatian pak Irwan Alwi dan kawan-kawan yang juga memberikan bantuan tali asih," katanya menambahkan.

Sang anak Lisa Rumbewas tercatat menjadi satu-satunya lifter angkat besi putri Indonesia yang meraih tiga medali pada tiga penampilan di Olimpiade. Yakni, perak Olmpiade Sidney 2000, perak Olimpiade Athena 2004, dan perunggu Olimpiade Beijing 2008.

Wakil Ketua Bidang Organisasi PP PBFI, Muin Sakali mengatakan ajang PON Papua perlu mengangkat peran Levi Rumbewas dalam mengangkat prestasi binaraga Indonesia di kancah internasional. Apalagi, PON XX digelar di Papua menjadi tempat kelahirannya.

"Levi Rumbewas itu merupakan legenda binaraga Indonesia yang sudah mengukir berbagai prestasi di kancah internasional. Dan, Levi memang pantas mendapat penghargaan," katanya.

Kiprah Levi dengan segudang prestasi olahraga sudah selayaknya menjadi panutan generasi muda dalam merintis karir di ajang olahraga. Semoga PON Papua menjadi embrio dari kelahiran Levi lainnya di masa depan.

Baca juga: Dua atlet binaraga PON Papua absen setelah mundur dari tes doping
Baca juga: Yana Komara incar emas keenam binagara pada PON Papua

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021