"Masyarakat internasional telah mengambil beberapa langkah positif, tetapi inilah saatnya untuk meningkatkan dukungan secara tajam," kata Guterres.
Dia menyampaikan pernyataan tersebut pada pembukaan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Barbados tentang Perdagangan dan Pembangunan.
"Pada pertengahan 2021, lebih dari setengah negara termiskin di dunia berada dalam atau berisiko mengalami kesulitan utang luar negeri," kata Presiden Bank Dunia David Malpass pekan lalu.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada Agustus menyetujui alokasi dana sebesar 650 miliar dolar AS (sekitar Rp9,26 kuadriliun) dari Hak Penarikan Khusus (Special Drawing Rights/SDR).
Special Drawing Rights adalah aset cadangan mata uang internasional yang ditetapkan oleh IMF dengan didukung oleh dolar, euro, yen, poundsterling, dan yuan.
Baca juga: Pulihkan dunia, IMF bahas alokasi SDR 650 miliar dolar AS
Guterres mendorong SDR yang tidak digunakan agar dialokasikan kembali untuk negara-negara yang rentan.
Dia juga menyerukan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang G20 untuk diperpanjang hingga 2022 dan agar bisa tersedia untuk semua negara yang membutuhkannya, termasuk negara-negara berpenghasilan menengah.
Sekjen PBB melihat langkah itu perlu diambil dalam menerapkan strategi komprehensif seputar reformasi struktur utang internasional dan mendorong badan keuangan swasta untuk membantu mengisi celah kebutuhan dana.
"Kita tahu bahwa menangguhkan pembayaran utang tidak akan cukup bagi banyak negara. Mereka akan membutuhkan cara yang efektif dalam penghapusan utang, yang melibatkan kreditur publik dan swasta," kata Guterres.
"Sangat tidak adil bahwa negara-negara kaya dapat meminjam dengan murah dan menghabiskan dana mereka menuju pemulihan ... sementara negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah berjuang untuk menjaga ekonomi mereka tetap bertahan," ujarnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Dukungan meningkat bagi gagasan pendanaan COVID dan iklim IMF
Baca juga: G7 terpecah tentang realokasi dana IMF ke negara-negara terkena COVID
Sekjen PBB serukan gencatan senjata dan perangi COVID-19
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021