• Beranda
  • Berita
  • Konsultan: Kinerja properti meningkat asal tidak ada gelombang ketiga

Konsultan: Kinerja properti meningkat asal tidak ada gelombang ketiga

6 Oktober 2021 11:53 WIB
Konsultan: Kinerja properti meningkat asal tidak ada gelombang ketiga
Ilustrasi - Berbagai properti di kawasan salah satu jalan protokol di Jakarta. ANTARA/M Razi Rahman

Diperkirakan tingkat permintaan akan meningkat di kuartal IV-2021, asal tidak ada gelombang ketiga COVID-19

Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan bahwa kinerja sektor properti diperkirakan bakal meningkat pada kuartal IV-2021 asalkan tidak ada kemunculan gelombang ketiga dari pandemi COVID-19 di Tanah Air.

"Diperkirakan tingkat permintaan akan meningkat di kuartal IV-2021, asal tidak ada gelombang ketiga COVID-19," kata Head Research Department Colliers Indonesia, Ferry Salanto, dalam paparan properti virtual di Jakarta, Rabu.

Menurut Ferry, munculnya gelombang kedua COVID-19 pada periode Juli 2021 merupakan kejadian yang dapat dinilai luar biasa karena terjadi peningkatan kasus cukup tinggi, sehingga pemerintah juga terpaksa melaksanakan kebijakan PPKM darurat.

Ia mengungkapkan, gelombang kedua COVID-19 tersebut berdampak signifikan kepada menurunnya kinerja properti pada kuartal III-2021.

"(Gelombang kedua) itu mewarnai atau memberikan nuansa kepada temuan-temuan kita di kuartal-III, karena sektor properti betul-betul terpukul," katanya.

Ferry memaparkan, untuk pasar apartemen di Jakarta pada kuartal III-2021 tidak ada proyek baru yang diperkenalkan di Jakarta, sedangkan pada periode yang sama hanya ada 2.107 unit baru dari empat proyek yang diserahterimakan, sedangkan total unit di apartemen di Jakarta ada sebanyak 217.085 unit.

Meski demikian, lanjutnya, tingkat serapan sedikit meningkat walaupun hanya 0,09 persen secara kuartalan, sedangkan untuk tingkat harga jual terungkap rata-rata tidak ada kenaikan harga jual, yaitu masih ada di kisaran harga sekitar Rp35 juta per meter persegi.

Ia mengemukakan, penjualan rumah tapak sedikit lebih baik daripada unit apartemen, hal tersebut antara lain karena jualan di apartemen banyak yang konstruksinya belum selesai, sedangkan untuk rumah tapak banyak yang ready stock.

Selain itu, ujar dia, karena tingkat PPKM di Ibu Kota sudah diturunkan hingga ke level 3 dan kegiatan konstruksi diizinkan, maka diperkirakan akan semakin banyak pengembang yang mengebut untuk menyelesaikan proyek mereka.

Sebelumnya, PT PP Properti Tbk (PPRO) optimistis kinerja perseroan ke depan akan terus membaik seiring mulai terkendalinya pandemi COVID-19 dan juga langkah-langkah strategis yang diterapkan perseroan.

"Seiring dengan membaiknya kondisi COVID-19 yang sudah menurun cukup bagus dan pelaksanaan PPKM juga sudah mulai turun levelnya. Nanti di akhir tahun kita optimis akan mencapai kinerja seperti yang kita harapkan," kata Direktur Utama PP Properti I Gede Upeksa Negara dalam keterangannya.

Di sisi properti, Gede mengungkapkan salah satu strategi perseroan yaitu mendukung program pemerintah, baik melalui pembangunan kawasan industri maupun pariwisata, juga akan menjadi pendorong capaian proyeksi PPRO.

Gede menambahkan, perseroan juga menyerap aspirasi dan perubahan pasar yang ada di mana kebutuhan mulai bergeser. Perseroan akan menerapkan perubahan tersebut pada produk-produk propertinya sehingga bisa terserap pasar.

Selain itu, lanjutnya, insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pembelian rumah tapak dan unit rumah susun, juga telah memberikan dampak positif bagi perseroan.

Baca juga: Survei BI: Harga properti residensial meningkat pada triwulan II 2021

Baca juga: Repower Asia: Tahun 2021 akan lebih baik bagi industri properti

Baca juga: Summarecon nilai 2021 tahun krusial untuk industri properti

Baca juga: Pengembang optimistis pasar properti tumbuh pada 2021

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021