• Beranda
  • Berita
  • Pemkab Bantaeng - Unifa Kerjasama Budidaya Jamur Merang

Pemkab Bantaeng - Unifa Kerjasama Budidaya Jamur Merang

1 Februari 2011 03:28 WIB
Pemkab Bantaeng - Unifa Kerjasama Budidaya Jamur Merang
Ilustrasi Petani Jamur (ANTARA/Anis Efizudin)
Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, menjalin kerjasama dengan Universitas Fajar (Unifa) untuk pengembangan budidaya jamur merang.

Penandatanganan naskah kerjasama kedua belah pihak dilakukan Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah dan Rektor Unifa Prof Drs Sadly AD, MPA di Bantaeng, Senin.

Melalui kerjasama tersebut Unifa akan membantu budidaya, pengawetan hingga pemasaran tanaman khas tersebut. Kerjasama dengan Pemkab Bantaeng itu juga dilakukan usai civitas akademika Unifa melakukan rapat kerja (Raker) selama dua hari di daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini.

Rektor Unifa Sadly Abdul Djabbar mengatakan, kerjasama saling menguntungkan ini diharapkan mendukung Unifa menjadi Kampus Enterpreneur. Karena itu, kurikulum yang memberi gambaran teori dan praktek dibahas habis dalam Raker tersebut.

Unifa akan menerapkan teori 60 persen dan 40 persen praktek. Dalam praktek belajar mengajar, Unifa akan mengundang para entrepreneur ke kampus untuk menceritakan kisah sukses (success story) yang dapat memotivasi mahasiswa hingga kelak berusaha dalam dunia realistis.

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah menyambut baik kerjasama pengembangan jamur merang tersebut. Menurutnya, kerjasama ini merupakan peluang untuk daerah memacu dan mengembangkan berbagai potensi.

Ia kemudian mengemukakan kondisi daerah berjuluk Butta Toa ini beberapa tahun silam yang masuk dalam katagori daerah tertinggal di Indonesia. "Ini ironi sebab Bantaeng yang merupakan Kabupaten terkecil di Sulsel memiliki potensi dari pesisir hingga ke gunung," katanya.

"Saya merasa, dengan kondisi seperti itu, pasti ada yang salah. Dan, Alhamdulillah dalam 2,5 tahun menjadi pemimpin daerah, Bantaeng sudah keluar dari catatan Kementerian Daerah Tertinggal (PDT). Kita bahkan berhasil meraih predikat Adipura," urainya.

Wilayah pesisir sepanjang 22 kilometer, kini sudah dipenuhi rumput laut, sedang di dataran rendah dikembangkan berbagai komoditas unggulan, termasuk penyediaan bibit padi unggul dan hybrida.

Dari pengembangan bibit unggul tersebut, Bantaeng berhasil meningkatkan produksi hingga 17 persen. Surplus tersebut diraih berkat pemanfaatan benih berkualitas yang ditangkar sendiri. Pemkab juga kini sedang mengembangkan tanaman talas yang berbasis ekspor.

Tanaman pangan alternatif yang mengandung kolagen tinggi serta zat anti kanker dan diabetes ini akan dijadikan ikon daerah.

Di wilayah dataran tinggi dikembangkan tanaman bernilai ekonomi tinggi seperti apel dan strowberi serta bunga untuk memenuhi kebutuhan pengusaha kembang di Makassar, urainya.  (AAT/F003/K004)


Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011