Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Reini Wirahadikusumah mengatakan atmosfer akademik tidak bisa tercapai dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Atmosfer akademik di suatu kampus tidak bisa tergantikan dengan PJJ. Kita menyadari ada sesuatu yang hilang ini harus diperjuangkan,” ujar Reini dalam webinar di Jakarta, Kamis.
Mahasiswa maupun dosen merasakan kesulitan dalam berdiskusi maupun berdebat selama PJJ. Untuk itu pelaksanaan PTM terbatas perlu diperjuangkan dengan kehati-hatian atau protokol kesehatan yang ketat.
“Pelaksanaan PTM terbatas harus dilakukan secara ketat sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujar dia.
Baca juga: Mahasiswa 22 kampus jalani Program Merdeka Belajar di UMI Makassar
Baca juga: Fasilkom UI tawarkan perkuliahan daring untuk masyarakat melalui MOOC
Jika selama PTM terbatas ditemukan kasus COVID-19, kata dia, maka perlu upaya untuk mengerem laju kasus dengan menghentikan sementara pelaksanaan PTM terbatas.
Sekretaris Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani, menyebutkan sebanyak 82,69 persen perguruan tinggi siap melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Sedangkan 17,31 persen sisanya belum siap melakukan PTM terbatas.
Sebelum memulai perkuliahan, perguruan tinggi wajib memenuhi daftar periksa. Baru kemudian memulai layanan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi protokol kesehatan.
“PTM terbatas dikombinasikan dengan pembelajaran jarak jauh untuk memenuhi protokol kesehatan,” ucap Paristiyanti.
Dia menambahkan rektor harus berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 daerah dan LLDIkti wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan. Perguruan tinggi wajib melakukan penanganan kasus dan dapat memberhentikan sementara jika ada kasus positif COVID-19.*
Baca juga: UNUD-Bali bakal terapkan sistem perkuliahan secara hybrid
Baca juga: 3.779 mahasiswa baru ikuti kuliah perdana Uhamka Jakarta
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021