Kawasan Eropa Tengah dan Timur merupakan pasar nontradisional dan memiliki potensi kerja sama besar yang perlu kita optimalkan
Pandemi COVID-19 telah mengakibatkan penurunan aktivitas bisnis yang signifikan tahun 2020, namun pertumbuhan ekonomi mulai pulih pada pertengahan tahun 2021 sejalan dengan penanganan COVID-19 yang semakin baik dengan pelaksanaan vaksinasi massal.
Dalam menyambut geliat perekonomian setelah pandemi, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menggarap pasar potensial bagi Indonesia di kawasan Eropa Tengah dan Timur melalui pelaksanaan Forum Bisnis Indonesia-Eropa Tengah dan Timur (Indonesia-Central and Eastern Europe Business Forum) atau INACEE Business Forum.
Untuk itu, Kemlu RI memanfaatkan momentum geliat pertumbuhan ekonomi dengan mempertemukan pebisnis Indonesia dengan rekan mereka di 20 negara Eropa Tengah dan Timur secara daring melalui platform digital INA-ACCESS.
Forum yang bertemakan Doing Business with Indonesia: Asia’s Economic Power House diselenggarakan secara daring dan dihadiri para pelaku usaha dari Indonesia dan 20 negara Eropa Tengah dan Timur. Forum bisnis yang digelar pada 7 Oktober 2021 ini didukung Kementerian Perdagangan, Kadin Indonesia, dan Perwakilan RI di kawasan Eropa Tengah dan Timur.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar Ngurah Swajaya menyampaikan bahwa INACEE Business Forum yang pertama ini menjadi jembatan bisnis antara Indonesia dan 20 negara kawasan Eropa Tengah dan Timur yang memiliki potensi bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata.
“Para pelaku usaha Indonesia, termasuk sektor UMKM ikut serta pada INACEE Business Forum ini," ujar Ngurah Swajaya.
Semua peserta mendaftar melalui platform digital yang dikembangkan Kementerian Luar Negeri, yaitu INA-ACCESS (ina-access.com).
Baca juga: Bio Farma bidik Pasar Eropa Timur di Hannover Messe 2021
INACEE Business Forum menghadirkan Menteri Luar Negeri RI sebagai pembicara kunci, Menteri Perdagangan RI, serta seminar bsnis dan one on one business matching, dengan panelis dari Indonesia, perwakilan Eurasian Economic Commission (EEC), Central European Free Trade Agreement (CEFTA), Hongaria, Rusia dan Ukraina.
Pada INACEE Business Forum tersebut juga dicapai sejumlah kesepakatan kerja sama bisnis antara perusahaan Indonesia dengan mitranya dari kawasan Eropa Tengah dan Timur yang dijadwalkan akan ditandatangani pada forum tersebut.
“Kawasan Eropa Tengah dan Timur merupakan pasar nontradisional dan memiliki potensi kerja sama besar yang perlu kita optimalkan,” tambah Ngurah Swajaya.
Sumber Investasi
Kerja sama perdagangan Indonesia dengan 20 negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur cenderung meningkat tahun 2021.
Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, pada periode Januari-Juli 2021 nilai perdagangan Indonesia dengan 20 negara di kawasan Eropa Tengah dan Timur mengalami kenaikan sebesar 25 persen, menjadi 4,3 miliar dolar AS, dengan surplus perdagangan bagi Indonesia.
Mitra dagang terbesar Indonesia adalah Rusia, Turki, dan Polandia. Sementara itu, kawasan Eropa Tengah dan Timur yang juga menjadi anggota Uni Eropa saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi. Hal ini tidak hanya menjadi potensi pasar bagi Indonesia, namun juga sumber investasi ke Indonesia.
Baca juga: Menlu RI kunjungi Bulgaria untuk perluas pasar ke Eropa Timur
Menurut catatan, ekspor Indonesia ke kawasan sebesar 2,8 miliar dolar AS, naik lebih dari 52 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Ekspor terbesar Indonesia ke sejumlah negara meliputi Rusia, Turki, dan Polandia dan produk-produk ekspor unggulan antara lain produk elektronik dan komponennya, minyak sawit, produk perikanan, kopi, alas kaki, furnitur, dan karet.
Platform digital INA-ACCESS (ina-access.com) dikembangkan sebagai sarana menjembatani interaksi bisnis yang efisien, utamanya di masa pandemi, di saat sebagian besar perjalanan bisnis masih belum dapat dilaksanakan.
Pameran produk secara virtual atau melalui katalog elektronik ini disediakan bagi pengusaha manca negara, khususnya kawasan Eropa dan Amerika.
Platform digital ini menampilkan showcase produk ekspor diisi oleh sekitar 760 perusahaan dengan 4.000 jenis produk ekspor potensial, dan 60 persen dari perusahaan tersebut adalah pelaku usaha UMKM. Selain itu, tercatat 727 visitor dari berbagai kalangan yang telah bergabung dalam platform dan memiliki perhatian terhadap sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata.
Platform ini juga menampilkan potensi investasi dengan menampilkan ready to invest projects yang dikurasi oleh Kementerian Investasi dan Bank Indonesia, yang secara langsung dapat diakses secara daring dan menghubungkan pengusaha di dalam jejaring pertemuan virtual dengan fasilitasi Kemenlu dan Perwakilan RI di negara Eropa Tengah dan Timur.
Baca juga: "Expocentre" pintu masuk produk Indonesia ke pasar Rusia-Eropa Timur
Bergabungnya para pelaku usaha Indonesia termasuk UMKM pada platform INA-ACCESS ini dapat mempromosikan produknya serta berkomunikasi dan menjalin kerja sama bisnis dengan mitranya dari luar negeri.
Eropa Tengah dan Eropa Timur merupakan kawasan dengan tingkat ekonomi dan pendapatan per kapita yang tinggi. Dua puluh negara di kawasan ini adalah Albania, Armenia, Belarus, Bosnia & Herzegovina, Bulgaria, Ceko, Georgia, Hongaria, Kroasia, Makedonia Utara, Moldova, Montenegro, Polandia, Romania, Rusia, Serbia, Slowakia, Slovenia, Turki, dan Ukraina.
Selain jumlah penduduk yang besar, mencapai sekitar 408 juta jiwa, negara-negara ini juga tergabung ke dalam organisasi seperti G-20, Uni Eropa, Visegrad, Eurasian Economic Union (EAEU), dan Central European Free Trade Agreement (CEFTA).
*) Enjay Diana, Fungsional Diplomat Madya Kementerian Luar Negeri
Pewarta: Enjay Diana *)
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021