Sejak Desember 2020, Zamfara kerap menjadi pusat penculikan oleh bandit bersenjata yang terkadang menggunakan kekerasan. Mereka mengincar sekolah-sekolah, desa, dan orang-orang yang melintas di jalan raya demi uang tebusan.
Pemerintah pada September menutup layanan telekomunikasi di Zamfara dan di negara-negara bagian lainnya untuk mengacaukan koordinasi di antara kelompok-kelompok penjahat.
Juru bicara Kepolisian Zamfara Mohammed Shehu melalui pernyataan menyebutkan bahwa 187 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, ditangkap penculik dari empat wilayah administratif di negara bagian tersebut beberapa pekan lalu.
"Lembaga kepolisian dan keamanan lainnya menggerebek lokasi bandit yang teridentifikasi di berbagai wilayah di negara bagian tersebut dengan maksud untuk membersihkan negara dari segala kegiatan bandit-bandit perusuh dan elemen kriminal lainnya." kata Shehu.
Sejumlah foto dan video yang disebarkan kepolisian ke media memperlihatkan sejumlah orang yang diselamatkan itu dalam keadaan berpakaian robek dan berusaha untuk duduk selagi menunggu untuk diantar pulang.
Geng bersenjata semakin beringas seiring berjalannya waktu. Mereka menyerang pos-pos militer, membawa kabur tahanan dari penjara, dan menembak jatuh sebuah jet milik angkatan udara pada Juli.
Otoritas di negara-negara bagian tetangga mengeluhkan bahwa bandit-bandit yang diusir dari Zamfara masuk ke wilayah mereka dan menimbulkan kekacauan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Nigeria padamkan jaringan telekomunikasi karena penculikan anak
Baca juga: Enam dari 136 siswa Islam yang diculik meninggal di Nigeria
Stasiun TV terbakar dalam aksi kekerasan di Nigeria
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021