"Proses untuk mengembangkan diri pun termasuk upaya dalam menyadari pentingnya kesehatan mental dalam diri sendiri," kata Zahrah kepada ANTARA pada Minggu.
"Menyadari sepenuhnya bahwa fisik dan mental adalah kesatuan yang utuh dalam diri, sehingga memperlakukan dengan adil dan penuh kasih, saat salah satunya mengalami masalah atau tak mampu lagi mengatasinya sendiri," imbuhnya.
Baca juga: WHO dan TikTok buat kampanye untuk Hari Kesehatan Mental Sedunia
Lebih lanjut, Zahrah mengingatkan bahwa meskipun kini teknologi sangat membantu terbukanya akses informasi, pengetahuan, dan kesadaran akan kesehatan mental, penting bagi tiap individu untuk tidak mendiagnosa diri sendiri dengan informasi umum yang tersedia di lini massa.
"Yang perlu diperhatikan adalah dalam proses mengenali serta memahami apa yang sedang terhadi dalam diri, ada jebakan diagnosa diri karena seolah-olah sudah mampu memahami sendiri kondisi diri dari paparan informasi yang ada," kata Zahrah.
"Padahal, paparan informasi yang ada belum cukup untuk langsung menentukan diagnosis tertentu pada diri," ujarnya menambahkan.
Ia melanjutkan, tetap ingatkan pada diri untuk bijak dalam mencerna informasi.
"Ketahui dan izinkan bahwa ada tenaga profesional (psikolog/psikiater) yang punya kapabilitas dalam menentukan diagnosa," papar Zahrah.
"Selain itu, ingatkan pada diri untuk tidak bergantung pada diagnosa tertentu. Karena, satu diagnosa yang ada seperti akan terus menempel pada diri, dan nantinya jadi terasa memberatkan," tambah dia.
Ia juga tetap menyarankan mereka yang merasa ada hal yang "salah" atau perlu untuk ditanyakan, untuk dapat temui tenaga profesional agar bisa mendiskusikan temuan-temuan informasi yang ditemui dengan kondisi diri.
"Izinkan diri untuk berproses bersama tenaga profesional, untuk kebaikan diri itu sendiri," ujar wanita yang berpraktik di Amazing Point of Balance itu.
Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada hari ini, merupakan kesempatan untuk berbicara tentang kesehatan mental secara umum, bagaimana kita perlu menjaganya, dan betapa pentingnya membicarakan berbagai hal dan mendapatkan bantuan jika Anda sedang berjuang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi COVID-19 pun berdampak besar pada kesehatan mental masyarakat.
Beberapa kelompok, termasuk kesehatan dan pekerja garis depan lainnya, pelajar, orang yang tinggal sendiri, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya, sangat terpengaruh.
Baca juga: Hari Kesehatan Mental jadi momentum tingkatkan akses kesehatan jiwa
Baca juga: Psikolog bagi kiat relaksasi pikiran untuk kesehatan mental
Baca juga: "Better Days" dari SuperM untuk dukung kesehatan mental orang sedunia
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021