"Karena pengalaman pandemi COVID-19, ternyata mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan baru adalah yang menggunakan kecanggihan teknologi informasi (TI), itu yang survive," ujar Mendes PDTT kepada Antara di Jakarta, Minggu.
Melalui digitalisasi, lanjut dia, produk-produk yang dihasilkan, baik UMKM, BUMDes, dan BUMDesma dapat diperkenalkan dan dipasarkan ke seluruh pihak.
Baca juga: Sandiaga sebut Gernas BBI untuk bantu UMKM onboarding platform digital
"Barang ini menjadi bisa dikenalkan ke seluruh pihak melalui teknologi," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Ia mengungkapkan pada hari ini (Minggu, 10/10) salah satu produk lokal Kalimantan Timur, yakni lidi sawit mulai diekspor ke Timur Tengah dan China.
"Ini terobosan luar biasa, kita terus berupaya agar potensi unggulan di setiap daerah, bahkan di desa bisa kita amplifikasi sedemikian rupa, sehingga diketahui semua pihak. Sekarang orang mencari apa saja tidak sulit, disebarkan sedemikian rupa melalui e-commerce, teknologi digital, berbagai macam platform. Meskipun itu di Kaltim ternyata dibaca banyak pihak," tuturnya.
Menurut Gus Halim, dengan kemampuan desa mengelola potensinya, maka dapat menghadang laju uang tak lari ke luar desa.
"Kalau kemudian desa ini bisa memutar uangnya sendiri, kemudian ada dana masuk, karena bisa ekspor kan luar biasa," katanya.
Baca juga: Gernas BBI 2021 disebut relatif lebih baik dari tahun sebelumnya
Baca juga: Gernas BBI, 960 tenun NTT dipamerkan pada Festival Exotic Tenun 2021
Ia berharap gelaran Gernas BBI dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat luas bahwa produk dalam negeri berkualitas.
Ia menambahkan dengan munculnya kesadaran di masyarakat bahwa produk dalam negeri berkualitas, maka UMKM, termasuk BUMDes dan BUMDesma akan menggeliat.
"Kan selalu berhubungan antara persediaan dan permintaan, ketika permintaan meningkat, persediaan pasti akan meningkat pula," ujar Gus Halim.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021