Saat menjadi pembicara kunci dalam seminar "Green Growth for Indonesia-A Knowledge Sharing Seminar with Sweden", Mari Elka Pangestu mengatakan, pemerintah Indonesia sudah berkomitmen melakukan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan sejak lima tahun silam.
Pemerintah, menurut dia, sudah menerapkan kebijakan khusus untuk mendukung pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Namun demikian, sampai sekarang beberapa produk ekspor Indonesia masih belum bisa memenuhi standar keberlanjutan dalam regulasi Uni Eropa yang dinilai cukup tinggi. "Standar sudah ditetapkan, tapi kami rasa standar itu cukup tinggi. Indonesia butuh lebih banyak waktu untuk memenuhi standar itu," katanya.
Pemerintah Indonesia, kata dia, mengajak pemerintah Swedia melakukan kerja sama teknis terkait peningkatan kapasitas dan transfer teknologi, terutama pada sektor industri kelapa sawit dan furnitur.
Sementara itu Menteri Perdagangan Swedia Ewa Bjorling mengatakan, pihaknya mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan.
"Kami berharap pengetahuan dan teknologi yang kami miliki untuk mendukung pertumbuhan ekonomi `hijau` bisa dimanfaatkan secara luas," kata Ewa, yang memimpin 23 delegasi bisnis Swedia ke Indonesia.
Dalam hal ini Swedia antara lain menawarkan pemanfaatan konsep dan teknologi untuk membantu mengatasi masalah lingkungan yang muncul akibat pembangunan ekonomi.
"Kami pemimpin global dalam teknologi `hijau`. Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, bisa bekerja bersama kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang `hijau`," demikian Ewa Bjorling.
(M035)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011