Febi yang merupakan atlet pelatnas yang membela kontingen Sulawesi Selatan memang cukup kecewa dengan hasil final karate di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Jayapura, Senin. Peluang menjadi yang terbaik di kejuaraan empat tahunan itu sirna usai dipecundangi wakil tuan rumah.
"Saya tunggu di pelatnas. Di sana akan terlihat semuanya," kata Febi dengan bergetar usai gagal mempersembahkan emas untuk daerahnya.
Dengan meraih medali emas di PON, Claudio memang berpeluang masuk pelatnas. Namun itu semua tergantung dari keputusan induk organisasi karate. Apalagi karate menjadi salah satu cabang unggulan di Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Baca juga: Claudio Nenobesi sang juara baru karate dari Indonesia Timur
Baca juga: M. Ivan Fairuz lanjutkan tren Jabar raih emas kata perseorangan putra
Claudio meraih medali emas setelah menang 3-1 atas Febi Ramadhan. Sebelum pertandingan usai, karate Sulawesi Selatan itu sempat melakukan selebrasi karena menganggap tendangannya masuk. Namun harapannya pupus karena di papan skor tidak ada penambahan nilai untuknya.
"Semuanya lihatkan. Saya tidak bisa bilang apa-apa soal hasil. Yang jelas saya seperti ini butuh kerja keras. Sejak kecil saya berlatih hingga saat ini. Harapan saya semua berjalan fair play," kata Febi yang sempat meneteskan air mata itu.
Meski sempat kecewa, Febi tetap mengapresiasi pencapaian yang diraih rivalnya yang kini baru berusia 19 tahun. Untuk itu, dirinya akan tetap berusaha meraih hasil terbaik pada kejuaraan-kejuaraan berikutnya.
Pertandingan karate PON Papua hari pertama mempertandingkan empat nomor. Selain kumite -84kg dan +84kg juga dipertandingkan nomor kata perorangan putra dan putri. Total ada 15 medali emas yang diperebutkan di kejuaraan empat tahunan ini.
Baca juga: Menpora berharap karate gelar kompetisi dan pembinaan berkelanjutan
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021