"Arahan dari presiden, perkuat di pencegahan yang secara masif melibatkan anak itu sendiri, keluarga, sekolah dan masyarakat," kata Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan KPPPA Ciput Eka Purwianti dalam webinar Talkshow Pornografi Anak bertajuk "Tren, Ancaman dan Strategi Penanganan" yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Ciput menjelaskan KPPPA melakukan pencegahan primer agar semua anak usia 0-17 tahun terhindar dari paparan konten pornografi melalui peningkatan literasi anak.
"Sekarang eranya digital, fokusnya di literasi digital, bagaimana mereka punya skill untuk melindungi dirinya sendiri dari berbagai bahaya di ranah digital, salah satunya konten pornografi," katanya.
Kemudian meningkatkan kapasitas anak untuk menjadi pelopor dan pelapor melalui Forum Anak yang ada di seluruh Indonesia.
Ciput mengatakan dengan anak mampu mengedukasi teman sebayanya, maka upaya pencegahan anak terpapar pornografi akan lebih efektif.
"Anak lebih percaya sama teman sebayanya. Sangat penting untuk mengintervensi di kelompok anak sendiri. Membuat anak menjadi teman sebaya yang mampu mengedukasi temannya, termasuk memberikan kapasitas untuk mendampingi, berani lapor ke orang dewasa atau lembaga layanan," katanya.
Selain itu, sejak 2018, Kemen PPPA telah bekerja sama dengan ECPAT Indonesia dalam menginisiasi pembentukan desa/kelurahan bebas dari pornografi anak.
Melalui program ini, diharapkan anak-anak dapat terlindung dari paparan konten pornografi, meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan pihak terkait tentang pentingnya melindungi anak, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak dan keluarga.
KPPPA juga menyediakan layanan SAPA 129 dan UPTD PPA yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melayani pengaduan, penjangkauan dan pendampingan untuk melindungi perempuan dan anak.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021