"Investor domestik masih mendominasi bid dengan persentase mencapai 91,7 persen dari total bid," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan investor masih meminati tiga seri SUN dalam lelang SUN kali ini yaitu FR090 dengan tenor 5 tahun, FR091 dengan tenor 10 tahun dan FR092 dengan tenor 20 tahun.
"Seri-seri yang paling diminati pada lelang SUN kali ini adalah tenor 5, 10 dan 20 tahun dengan total 62,18 persen dari total bid yang masuk," katanya.
Deni juga memaparkan alasan pemerintah untuk menurunkan target indikatif, dari Rp12 triliun menjadi Rp8 triliun, yaitu karena membaiknya realisasi penerimaan negara serta pembiayaan non utang.
Ia menambahkan Weighted Average Yield (WAY) yang dimenangkan untuk sebagian besar seri Obligasi Negara (ON) turun sekitar 1-13bps dibandingkan dengan yield seri yang sama pada penutupan perdagangan sesi pertama pada hari ini. Penurunan yield tertinggi pada seri FR0092 atau tenor 20 tahun.
Terkait minat investor dalam lelang yang masih tinggi, Deni mengatakan hal itu dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih concern terhadap kenaikan harga komoditas dan energi yang berpotensi memberikan dampak kepada inflasi dan pertumbuhan ekonomi di AS.
Selain itu, lanjut dia, kenaikan imbal hasil obligasi AS (US Treasury) tenor 10 tahun hingga ke level 1,6 persen telah menahan penurunan yield SUN meski terdapat penurunan supply SUN di pasar perdana.
"Dengan incoming bids sebesar Rp50,15 triliun, bid to cover ratio pada lelang kali ini menjadi yang tertinggi pada tahun 2021 yaitu sebesar 6,27 kali," katanya.
Sebelumnya pada lelang SUN rutin pada Selasa (12/10), pemerintah menyerap dana sebesar Rp8 triliun dari lelang tujuh seri SUN di pasar perdana dengan penawaran masuk mencapai Rp50,15 triliun.
Dengan adanya lelang ini, maka secara keseluruhan jumlah pembiayaan negara yang berasal dari lelang SUN selama Januari-Oktober 2021 mencapai Rp568,74 triliun.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021