Hal itu disampaikan Agung setelah melakukan pemantauan bersama tim KSP di SMA/SMK Unggul Sakti Jambi, Selasa.
“Kita lihat prokesnya sangat ketat. Ada shifting jadwal kelas, penyediaan tempat cuci tangan, masker, dan hand sanitizer di beberapa lokasi sekolah,” terang Agung Hardjono dalam siaran pers KSP di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya, pemerintah mendorong seluruh sekolah melakukan PTM terbatas. Imbauan tersebut semakin gencar setelah data penularan COVID-19 menunjukkan pelandaian.
Selain itu, berdasarkan surat keputusan bersama 4 menteri, sekolah yang tenaga pendidiknya sudah divaksin dosis pertama dan kedua, wajib melaksanakan PTM terbatas di sekolah. Sebab pembelajaran jarak jauh atau daring yang terlalu lama, dikhawatirkan membuat pelajar mengalami ketertinggalan pembelajaran.
Menurut Agung, selain penerapan protokol kesehatan, keberhasilan PTM juga tidak terlepas dari peran serta orang tua yang mengizinkan putra-putri mereka untuk mengikuti belajar tatap muka di sekolah.
“Dengan izin dari bapak-ibu semua, pihak sekolah juga semakin yakin untuk menyelenggarakan PTM. Saya ucapkan terima kasih,’’ ujar Agung di hadapan sejumlah wali murid.
Kepala SMA/SMK Unggul Sakti Yustinus Vena menyampaikan pembelajaran tatap muka di sekolahnya dilakukan setelah sebelumnya Pemerintah Provinsi Jambi menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan PTM terbatas.
Percepatan vaksinasi terutama bagi tenaga pendidik juga dipercepat hingga mencapai 87 persen.
“Kalau tenaga pendidik di tempat kami 99 persen sudah divaksin. Puji Tuhan sejak dilaksanakan pada 4 oktober lalu, belum ditemukan guru atau murid yang terpapar,” terang Yustinus.
Baca juga: KSP: Manajemen Talenta Nasional perkuat kebangkitan budaya Indonesia
Baca juga: KSP kawal produksi padi biofortifikasi di Provinsi Lampung
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021