Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memastikan seluruh dana hasil penawaran saham publik (IPO) sebesar Rp3,3 triliun akan digunakan untuk ekspansi bisnis perusahaan, meskipun perseroan harus membayar cicilan utang 40 juta dolar AS per tahun.Hingga tahun 2015 kami membutuhkan dana hingga sekitar 1 miliar dolar AS untuk pembiayaan ekspansi
"Proceed` (hasil) IPO hanya untuk ekspansi bisnis dalam rangka pengembangan armada Garuda, tidak untuk membayar utang," kata Plt Direktur Keuangan Garuda, Elisa Lumban Toruan, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat.
Menurut Elisa, saat ini perusahaan penerbangan "platmerah" ini memiliki total utang sebesar 460 juta dolar AS, sebanyak 270 juta dolar AS merupakan sisa utang kepada pihak European Credit Agency (kreditur berbasis di Eropa), dan sisanya utang dalam bentuk Floating Rates Notes (FRN) kepada kreditur berbasis di Singapura.
Elisa yang juga Direktur IT dan Strategi ini menuturkan, khusus utang kepada ECA pihaknya sudah mendapat kesepakatan restrukturisasi dengan "rescheduling" (penjadwalan ulang) hingga tahun 2016.
Ia menjelaskan, secara keseluruhan jumlah utang Garuda sudah berkurang jauh dibandingkan pada tahun 2005 yang mencapai sekitar 700 juta dolar AS.
Pada 11 Februari 2011, Garuda resmi "go public" dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia dengan dana hasil IPO yang diterima mencapai Rp3,3 triliun.
Dengan konsisi seperti sekarang ini dimana utang semakin mengecil maka perusahaan diharapkan mampu membayar kewajiban jatuh tempo dari arus kas perusahaan.
Terkait dengan kemungkinan adanya aksi korporasi untuk melakukan "buyback" (membeli kembali) utang perseroan, Elisa menegaskan masih belum bisa diungkapkan.
"Kita lihat dalam perjalanan waktu, kalau ada peluang memperoleh dana yang murah dan mudah, ya bisa dipertimbangkan. Tapi untuk saat ini belum terpikirkan untuk "buyback" utang," ujarnya.
Sementara itu Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar menuturkan, dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi usaha termasuk dalam rangka meningkatkan usaha pada.
Selain untuk pengadaan pesawat penggunaan dana IPO juga untuk meningkatkan fasilitas layanan.
Emirsyah menjelaskan, untuk menopang ekspansi usaha tersebut perseroan akan menambah armada menjadi sebanyak 153 pesawat dari saat ini sebanyak 86 pesawat.
"Hingga tahun 2015 kami membutuhkan dana hingga sekitar 1 miliar dolar AS untuk pembiayaan ekspansi," katanya.
Ia menuturkan penambahan pesawat sebanyak 67 unit hingga tahun 2015 itu, terdiri atas jenis Boeing 777-300 ER Longhorn, Air Bus 300 (medium), Boeing 737-800 Next Generation.
"Selain itu, kami juga akan mengadakan pesawat berkapasitas di bawah seratus tempat duduk untuk menerbangi sejumlah kota di kawasan Sulawesi dan Kalimantan," ujar Emirsyah.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011