• Beranda
  • Berita
  • Pemkot Palembang tertarik adopsi sistem integrasi antarmoda JakLingko

Pemkot Palembang tertarik adopsi sistem integrasi antarmoda JakLingko

13 Oktober 2021 16:24 WIB
Pemkot Palembang tertarik adopsi sistem integrasi antarmoda JakLingko
Tangkapan layar - Pengamat Transportasi dari Universitas Sriwijaya Palembang, Erika Buchari saat webinar mengenai Pembahasan Laporan Final Kajian “Evaluasi Dan Strategi Peningkatan Kinerja Pelayanan Logistik” bersama jajaran Pemerintah Kota Palembang, PT JakLingko Indonesia, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, dan pihak terkait lainnya pada 7 Oktober 2021. (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

Palembang sangat cocok untuk mengadopsi sistem JakLingko

Pemerintah Kota Palembang Sumatera Selatan menyatakan tertarik mengadopsi sistem integrasi antarmoda yang diterapkan oleh PT JakLingko Indonesia pada jaringan transportasi Jabodetabek.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Palembang Agus Supriyanto mengatakan integrasi transportasi dibutuhkan karena Palembang telah memiliki moda angkutan yang lengkap baik di darat maupun di sungai.

Baca juga: Integrasi antarmoda di Jakarta menuju transportasi efektif

"Dengan sistem JakLingko, kami sangat tertarik, apalagi kita berupaya mengintegrasikan banyak moda. Saat ini kami masih mempelajari sistemnya," kata Agus saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Agus menjelaskan bahwa pihaknya masih mempelajari sistem integrasi antarmoda yang diterapkan JakLingko, termasuk pendanaan untuk subsidi operasional.

Menurut dia, Pemkot Palembang saat ini masih berfokus untuk melakukan optimalisasi rute utama, serta meningkatkan okupansi LRT sebagai jantung transportasi kota yang diandalkan masyarakat.

Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Kota Palembang berupaya menghubungkan sejumlah moda, seperti Bus Rapid Transit (BRT) dan Teman Bus, serta mengoptimalisasi program Teman Bus untuk mendukung masyarakat menggunakan LRT.

Sementara itu, Pengamat Transportasi dari Universitas Sriwijaya Palembang, Erika Buchari, menilai bahwa Pemerintah Kota Palembang harus memiliki itikad (goodwill) yang kuat dalam membenahi sistem transportasi kota.

Menurut Erika, Palembang memiliki potensi yang besar dibandingkan kota lainnya dalam mencapai integrasi antartransportasi umum, seperti di Jabodetabek.
Bus TransJakarta melintas di kawasan Halte Tosari, Jakarta, Minggu (10/10/2021). PT JakLingko Indonesia akan menerapkan sistem pembayaran integrasi antarmoda dengan tarif lebih terjangkau bagi masyarakat Jabodetabek untuk pengguna transportasi di bawah jaringan pembayaran JakLingko, seperti PT KCI (Kereta Commuter Indonesia), MRT, LRT dan TransJakarta mulai Maret 2022. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


"Harus ada 'goodwill' dari Walikota Palembang karena potensinya itu besar sekali. Palembang sangat cocok untuk mengadopsi sistem JakLingko karena sangat banyak sekali angkutan umum, meskipun banyak rute yang harus ditambah," kata Erika.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin menilai bahwa Rencana Induk Transportasi Kota Palembang telah sejalan dengan integrasi yang telah dilakukan di Jabodetabek.
​​​
Baca juga: JakLingko targetkan aplikasi antarmoda dapat diunduh publik awal 2022

"Kelihatan Palembang sendiri banyak sekali peluangnya karena masih banyak area yang belum terlayani. Kami dari JakLingko Indonesia siap apabila dibutuhkan untuk mendukung integrasi di Palembang," kata Kamaluddin.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta Kota Palembang menjadi contoh daerah yang mampu mengintegrasi transportasi di Indonesia karena telah memiliki moda angkutan terlengkap.

"Kami ingin angkutan air, darat dan udara di Kota Palembang saling terhubung, maka pembenahan fasilitas serta pelayanan terus ditingkatkan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah," kata Budi Karya saat meninjau revitalisasi Dermaga 16 Ilir Palembang sekaligus membagikan bantuan jaket pelampung kepada pengguna transportasi Sungai Musi pada September 2019 lalu.
​​
Baca juga: Menhub: Palembang jadi contoh integrasi moda transportasi

Menurut dia, kereta layang ringan atau "Light Rail Transit" (LRT) sebagai moda transportasi massal pertama harus terkoneksi dengan berbagai moda angkutan seperti Bus Rapid Transit (BRT), pesawat, dan kapal, sehingga pergantian antar moda memudahkan masyarakat terhubung dengan LRT.

Salah satunya Dermaga 16 Ilir Palembang, kata dia, yang dijadikan percontohan integrasi angkutan terbesar di Sumsel yang mempertemukan kapal, BRT, dan LRT dalam satu lokasi.

Saat ini dermaga tersebut sedang diperluas lebih menjorok ke Sungai Musi agar lebih banyak kapal penumpang yang dapat bersandar.

Penambahan intensitas penumpang dari perairan dengan sendirinya akan menyuplai okupansi LRT.

"Jadi masyarakat perairan dari manapun di sepanjang aliran Sungai Musi akan lebih mudah jika ingin menuju bandara, ataupun lokasi-lokasi lain di Kota Palembang berkat terhubung ke BRT dan LRT," ucap Budi.

Dituturkan Budi, tingkat kesuksesan integrasi dapat dilihat dari okupansi LRT, jika meningkat artinya integrasi sukses.

Baca juga: JakLingko proyeksikan 2 juta warga unduh aplikasi integrasi antarmoda

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021