• Beranda
  • Berita
  • Kepulangan atlet harus dikoordinasikan dengan Satgas COVID

Kepulangan atlet harus dikoordinasikan dengan Satgas COVID

13 Oktober 2021 16:33 WIB
Kepulangan atlet harus dikoordinasikan dengan Satgas COVID
Ketum KONI pusat Marciano Norman (ketiga kiri) ketika bertemu dengan awak media soal pelaksanaan PON XX Papua 2021 di restoran Garpu Sendok, Jayapura, Rabu (13/10/2021) ANTARA/HO-KONI.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Letjen TNI (Purn) Marciano Norman meminta setiap KONI provinsi berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 di masing-masing daerah mengenai kepulangan para atlet usai mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

"Untuk kontingen, KONI Provinsi berkoordinasi dengan Satgas COVID," ujar Marciano dalam temu media di Jayapura, Rabu.

Marciano mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menyiapkan Hotel Grand Cempaka menjadi lokasi isolasi terpadu atau karantina bagi atlet kontingen DKI yang pulang berlaga dari PON XX Papua.

Para atlet akan melakukan isolasi selama lima hari di Hotel Grand Cempaka yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat untuk mengantisipasi klaster PON.

Namun, bagi pemerintah provinsi yang tidak menyediakan fasilitas, Marciano mendorong kesadaran para peserta PON, termasuk atlet dan ofisial juga wartawan, untuk menjaga diri.

"Karena tiap daerah juga tidak sama dalam arti dukungan kepada tim... Saya minta saudara-saudara juga punya disiplin sendiri dalam arti membatasi dulu, setelah sampai di rumah itu juga dengan keluarganya dijaga dulu, yakinkan dulu saudara dalam kondisi terbaik, baru bisa kembali bersama keluarga," kata Marciano.

Lebih lanjut, Marciano menegaskan bahwa peserta PON yang akan kembali ke daerah masing-masing usai berlaga diwajibkan menjalani tes PCR. Jika hasil negatif, maka mereka dapat kembali ke tempat asal.

Meski begitu, Marciano menekankan untuk "tetap ada pengendalian diri yang baik."

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Alexander Ginting, Selasa, menegaskan isolasi terpusat merupakan tempat untuk menyelamatkan seseorang agar tidak terjadi penularan COVID-19 pada keluarganya, dibandingkan isolasi mandiri.

Alexander mengatakan melakukan isolasi atau karantina merupakan respons tanggung jawab kepada kesehatan masyarakat dan bukan sesuatu yang sia-sia dilakukan.

Demikian pula pada orang yang baru datang dari daerah terjangkit COVID-19, harus dilakukan karantina, seperti halnya pada atlet yang berlaga di PON.

Data Satgas COVID-19 Provinsi Papua menunjukkan jumlah kasus COVID-19 kabupaten kota pelaksana PON hingga Selasa (12/10) tercatat total 87 kasus konfirmasi COVID-19, dengan rincian kota Jayapura 23 kasus, Mimika 16 kasus, Merauke 27 kasus dan kabupaten Jayapura 21 kasus.

PON XX Papua yang dibuka pada 2 Oktober akan ditutup pada Sabtu, 15 Oktober 2021.


#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua

Baca juga: Perserosi Jambi bantah kabur bersama atlet setelah positif COVID-19
Baca juga: Menpora Amali Luruskan Isu Atlet yang Kabur dari Tempat Karantina
Baca juga: Atlet-pelatih sambut baik kebijakan prokes jelang penutupan

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021