Kasus pandemi COVID-19 yang mulai melandai memberikan harapan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk kembali beraktivitas.Ajang Gernas BBI ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi UMKM untuk memasarkan produk-produknya hingga seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara
UMKM telah menjadi bisnis yang banyak diminati masyarakat. Meski kecil, namun si kecil ini mampu menggerakkan roda ekonomi nasional.
Maka tidak heran jika pemerintah menaruh perhatian lebih pada sektor bisnis itu. Sejumlah pameran diadakan untuk mendorong kembali aktivitas UMKM.
Mesiah, pemilik UMKM Mahdalena yang bergerak di bidang kerajinan tangan dan suvenir khas Kalimantan berharap pandemi segera berlalu.
"Semoga pandemi cepat-cepat berlalu, biar banyak lagi orang yang datang ke Kalimantan dan berbelanja," katanya dalam pameran Gerakan Nasional Bangga Indonesia (Gernas BBI) di Samarinda, Kalimantan Timur.
Ia berharap Gernas BBI yang berbarengan dengan Pertamina SMEXPO 2021 yang digelar selama dua pada 12-13 Oktober 2021 itu dapat menjaring kembali konsumen UMKM.
Melalui pameran ini, ia juga berharap kembali mendapatkan penghasilan meski tidak sebesar ketika sebelum pandemi.
"Saat normal, kalau ikut pameran tiga hari pendapatan bisa Rp5-10 juta, saat pandemi turun 70 persen," katanya.
Sebagai UMKM mitra binaan Pertamina, Mesiah mengaku terbantu saat mengikuti pameran atau exhibition yang diikutsertakan oleh Pertamina.
Ia optimistis dapat mengembangkan usahanya kembali di tengah pandemi.
"Selama menjadi mitra binaan Pertamina, usaha kami didampingi langsung dan dibimbing untuk mengembangkan usaha, melalui sosialisasi atau webinar-webinar kewirausahaan," ujarnya.
UMKM binaan Pertamina lainnya, Lily Handayani, pemilik UMKM Safina Quilt di bidang bisnis daur ulang sampah dari Kalimantan Timur juga merasakan hal yang sama.
Ia mengatakan, Pertamina membantu mengangkat profil usaha Safina Quilt sehingga lebih dikenal masyarakat.
"Jadinya saya terbantu sekali dari segi promosi, dan akhirnya 'follower' Instagram saya ada peningkatan, demikian juga yang membeli produk-produk saya," katanya.
Ia mengemukakan, tim tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Pertamina cukup gencar memberikan pelatihan kepada UMKM, mulai dari packaging hingga pemasaran.
Ekspor
Produk herbal gula aren UMKM Lati Taka berhasil menembus pasar negara Turki.
UMKM yang memproduksi herbal khas Suku Dayak Kalimantan itu melakukan ekspor gula aren pada pertengahan tahun ini.
Selain produk gula aren, Lati Taka juga memproduksi produk herbal lainnya dengan bahan baku dari alam mulai dari akar kuning, pasak bumi dan beberapa herbal khas Dayak lainnya.
Mei Christy, selaku pemilik UMKM Lati Taka Borneo mengatakan aneka bahan herbal itu diracik dan dikemas dengan memperhatikan higienitas.
Aneka bahan herbal itu dipercaya dapat digunakan sebagai obat maupun terapi kesehatan seperti nyeri, flu, batuk hingga mendorong imunitas tubuh.
Dalam menjalankan usahanya, Lati Taka menggandeng pemuda dan pemudi Kalimantan. Dengan begitu, Mei berharap dapat menggerakkan ekonomi di sekitar rumah produksinya.
UMKM yang juga bergabung dengan mitra binaan Pertamina Mor pada awal Januari itu pun tak lupa untuk berbagi dengan lingkungan sekitar.
Sebagian pendapatan dari hasil penjualannya disisihkan untuk mendukung pelestarian hutan adat di Kalimantan dan membantu anak-anak Dayak yang kurang mampu.
Hal itu sejalan dengan nama UMKM-nya, yakni "Lati" yang berarti hutan dan "Taka" yang berarti kita.
Melalui Gernas BBI ini, Mei berharap, hasil produk-produk lainnya juga dapat menembus pasar ekspor.
Melalui ajang Gernas BBI ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi UMKM untuk memasarkan produk-produknya hingga seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara.
"UMKM tentunya jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan untuk mengikuti berbagai pameran," ujarnya.
Optimistis
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) optimistis melalui pergelaran Gernas BBI dapat mendorong produk-produk andalan khas Kalimantan Timur "go internasional".
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menyampaikan bahwa Kemendes PDTT sebagai penanggung jawab Gernas BBI Kaltim 2021 menerapkan kolaborasi Penthahelix dan menjalin kerja sama dengan banyak pihak.
"Berkat dukungan dari Kementerian lain dan Lembaga, BUMN, Pemda di Kaltim saat ini sudah ada 220 UMKM dan BUMDes di Kaltim masuk platform e-commerce, dan empat BUMDes mengekspor produknya," katanya.
Di samping itu, media massa juga turut ambil bagian, dengan menyebarluaskan berita Go Borneo, usaha kecil dan menengah, serta produk BUMDes.
"Dengan kolaborasi tersebut, masyarakat akan lebih awares terhadap platform digital, selanjutnya melihat, kemudian membeli, lalu membuat testimoni pasca memanfaatkan produk-produk UMKM dan BUMDes," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.
Saat ini, PT Pertamina menjadi kurator UMKM dan BUMDes di Kaltim. Produk-produk hasil kurasi terpampang di platform digital SMEXPO, sementara Bank Indonesia mengunggahnya melalui platform yang dikelolanya.
Mendes PDTT, mengharapkan Gernas BBI yang bertemakan Go Borneo itu dapat membangkitkan semangat mengenalkan, mengembangkan, memajukan, dan memperluas pemasaran produk UMKM dan BUMDes khas Kalimantan Timur dengan memanfaatkan e-commerce sebagai media pemasaran digital.
Ia mengatakan, Go Borneo telah mengurasi sekitar 8.000 mitra binaan UMKM dan BUMDes.
Sebanyak 220 di antaranya telah masuk dalam platfom e-commerce SMEXPO Pertamina yang terdiri dari kategori furniture sebanyak dua UMKM, kategori craft sebanyak 43 UMKM, kategori fashion sebanyak 56 UMKM, kategori agrobisnis sebanyak 16 UMKM, dan kategori makanan dan minuman sebanyak 103 UMKM.
"Dalam setahun, UMKM yang tergabung dalam Pertamina SMEXPO memiliki omset berkisar Rp195 juta hingga Rp283 juta dan telah memberi kesempatan kerja bagi 1.540 pekerja," papar Gus Halim.
Ia menyakini, jumlah tersebut akan terus bertambah. Apalagi, Pertamina telah bekerja sama dengan IDEA (Asosiasi Market Place Indonesia) untuk mendorong UMKM onboarding lebih cepat.
Semoga semakin banyak pihak yang peduli dan memberikan aksi nyata untuk memberdayakan UMKM agar lebih banyak yang bisa naik kelas.
Dengan kemandirian UMKM, maka Indonesia membangun pondasi kuat bagi perekonomian nasional.
Baca juga: Gernas BBI dorong masyarakat cintai produk lokal
Baca juga: Gernas BBI momen tingkatkan peran e-commerce bagi UMKM dan BUMDes
Baca juga: Gernas BBI diharapkan bangkitkan UMKM di masa pandemi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021