• Beranda
  • Berita
  • Jepang Tawarkan Mekanisme Pertukaran Pengurangan Emisi Karbon

Jepang Tawarkan Mekanisme Pertukaran Pengurangan Emisi Karbon

14 Februari 2011 12:59 WIB
Jepang Tawarkan Mekanisme Pertukaran Pengurangan Emisi Karbon
Ketua Kamar Dagang dan Industri Jepang (Keidanren) Yonekura Hiromasha. (ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Pengusaha Jepang yang tergabung dalam Keidanren menawarkan kepada Indonesia untuk melakukan mekanisme pertukaran pengurangan emisi karbon secara bilateral.

"Keidanren menawarkan suatu mekanisme pertukaran pengurangan emisi karbon dengan Indonesia dan Jepang menawarkan teknologi murah dan handal," kata Juru bicara Wapres Yopie Hidayat kepada pers, di kantor Wapres Jakarta, Senin.

Hal tersebut dikatakan usai dirinya mendampingi Wakil Presiden Boediono yang menerima Ketua Kaidanren Hiromasa Yonekura dan rombongan bersama Menteri Perindustrian MS Hidayat.

Menurut dia, Wapres menyambut baik tawaran pihak Keidanren tersebut mengingat Indonesia juga memiliki komitmen kuat dalam upaya pengurangan emisi karbon, yang selama ini juga telah dilakukan bersama Norwegia dengan REDD plus atau pengurangan emisi akibat deforestasi dan degradasi hutan.

Tawaran tersebut, katanya, akan segera ditindaklanjuti mengingat selama ini Pemerintah Indonesia selama ini telah menyatakan komitmen untuk mengurangi emisi karbon.

"Wapres telah memerintahkan kepada Menteri Perindustrian untuk menindaklanjuti penawaran Keidanren tersebut yang tentunya melakukan kerjasama dengan Satgas pengurangan emisi karbon yang dipimpin Pak Kuntoro Mangkusubroto," kata Yopie.

Dalam kunjungan tersebut, katanya, Keidanren juga mempertegas menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek di Indonesia, baik dalam hubungan antar perusahaan maupun melalui pola kemitraan pemerintah dan swasta.

"Pengusaha Jepang tetap menekankan komitmennya untuk terus bisa berpartisipasi dalam sejumlah proyek di Indonesia," katanya.

Yopie mengatakan Wapres lebih tertarik dengan tawaran dari Keidanren mengenai kerjasama pengurangan emisi karbon, mengingat hal tersebut saat ini menjadi perhatian utama.

"Tapi bukan berarti Wapres tidak menghendaki pengusaha Jepang mengerjakan proyek pembangunan di Indonesia, namun lebih memberi perhatian pada tawaran pengurangan emisi," katanya.
(ANT/A038)


Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011