Pemerintah Indonesia dan Turki telah mencapai kesepakatan tentang koridor perjalanan yang akan memudahkan mobilitas antara kedua negara dalam upaya memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19.
“Setelah hampir setengah tahun kita melakukan penjajakan, akhirnya kita menyepakati travel corridor dengan Turki, yang akan memberikan kemudahan khususnya bagi kalangan bisnis untuk melakukan mobilitas antara kedua negara sehingga bisa membantu pemulihan ekonomi antara kedua negara,” kata Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, dalam pengarahan pers yang dipantau dari Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan itu Iqbal memaparkan sejumlah kegiatan yang berlangsung dalam kunjungan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi ke Turki pada 12-13 Oktober lalu.
Menurut Iqbal, ada keinginan yang tinggi dari komunitas bisnis kedua negara untuk dapat saling mengunjungi dan melakukan penjajakan bisnis atau kerja sama investasi.
Baca juga: Indonesia-Turki sepakat saling akui sertifikat vaksin
“Namun (mereka) terkendala oleh adanya beberapa aturan-aturan, khususnya terkait upaya pencegahan penyebaran COVID-19, karena itu dengan kesepakatan koridor perjalanan ini akan mempermudah mobilitas kalangan dunia usaha di kedua negara,” kata Iqbal.
Selain koridor perjalanan, pemerintah Indonesia dan Turki juga menyepakati pengembangan kerja sama saling mengakui sertifikat vaksin yang diterbitkan oleh masing-masing negara.
Kesepakatan “Mutual Recognition on Vaccine Certificates” itu dicapai dalam pertemuan bilateral antara Menlu Retno dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara.
Iqbal menjelaskan bahwa Turki menjadi negara pertama yang melakukan kerja sama saling mengakui sertifikat vaksin COVID-19 itu.
“Yang langsung juga disepakati (adalah) untuk melakukan integrate sistem, jadi sistem IT-nya akan disepakati sehingga verifikasi bahwa sertifikat itu adalah benar, itu dapat dilakukan secara online,” kata Dubes Iqbal.
Baca juga: Wapres, Ketua Parlemen Turki kunjungi pameran teknologi Indonesia
Baca juga: Menlu Indonesia-Turki bahas isu Afghanistan, Myanmar
Tim arkeolog Turki temukan air mancur era Bizantium di Istanbul
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021