• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah ajak Korea Selatan perkuat kerja sama restorasi mangrove

Pemerintah ajak Korea Selatan perkuat kerja sama restorasi mangrove

15 Oktober 2021 18:17 WIB
Pemerintah ajak Korea Selatan perkuat kerja sama restorasi mangrove
Kunjungan Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea Moon Seong-Hyeok dan delegasi ke Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jumat (15/10/2021). ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi/am.

Mangrove memiliki peran yang begitu strategis bagi Indonesia, tidak hanya dari sisi lingkungan, potensi ekonomi serta ekonomi biru dari mangrove memberikan dampak nyata khususnya bagi masyarakat pesisir

Pemerintah Indonesia mengajak Korea Selatan untuk memperkuat kerja sama inovasi di sektor ekonomi biru, termasuk terkait restorasi mangrove.

Ajakan itu disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Kemaritiman dan Investasi Nani Hendiarti yang mengajak Menteri Samudera dan Perikanan Republik Korea Moon Seong-Hyeok dan seluruh delegasi mengunjungi Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jumat.

"Mangrove memiliki peran yang begitu strategis bagi Indonesia, tidak hanya dari sisi lingkungan, potensi ekonomi serta ekonomi biru dari mangrove memberikan dampak nyata khususnya bagi masyarakat pesisir," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Nani menjelaskan Pemerintah Indonesia telah memiliki tujuh agenda dalam RPJMN 2020-2024, salah satunya untuk mengembangkan lingkungan, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim.

Guna mendukung pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19, pemerintah pun telah menginisiasikan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Mangrove yang dimulai pada kuartal keempat tahun 2020,

Program ini telah berhasil merestorasi 18.152 hektare lahan kritis mangrove dengan melibatkan lebih dari 40 ribu orang pekerja pesisir. Pada tahun 2021 ini, pemerintah ingin terus meningkatkan upaya guna mencapai target rehabilitasi lahan mangrove seluas 600 ribu hektare hingga tahun 2024.

Menurut Nani, program tersebut tentu melibatkan berbagai pemangku kepentingan lainnya, baik dari pemerintah maupun sektor swasta.

"Pemerintah melalui berbagai kementerian dan lembaga terkait bahu membahu untuk melaksanakan program restorasi mangrove, bahkan Presiden mengesahkan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove untuk mempercepat program dimaksud. Kami juga menggaet World Bank, Pemerintah Jerman dan Uni Emirat Arab demi mendapatkan hasil yang maksimal," ungkapnya.

Nani berharap pemerintah Korea Selatan juga bisa ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam program restorasi mangrove di Indonesia.

Ia menambahkan, potensi ekonomi biru dari mangrove juga begitu signifikan lantaran kemampuannya dalam menyerap karbon hingga empat kali lipat dibandingkan hutan terestrial lainnya.

"Kita harus meningkatkan berbagai studi terkait ini, dan melibatkan berbagai stakeholders lainnya," tambahnya.

Menanggapi ajakan tersebut, Menteri Moon mengungkapkan keindahan Indonesia memberikannya semangat untuk menjaga lingkungan lebih ekstra.

"Korea tidak memiliki keindahan alam seindah Indonesia. Luar biasa, hal ini menjadikan kami lebih semangat untuk mencapai karbon netral," katanya.

Lebih lanjut, Menteri Moon menegaskan keseriusannya Korea Selatan untuk mendukung program mangrove dan riset serta pengembangan karbon biru di Indonesia. Mereka mengharapkan kerja sama yang berkelanjutan di bidang mangrove secara keseluruhan dengan Indonesia ke depannya.

Baca juga: Kemenko Marves-ILO susun regulasi lindungi pelaut di Indonesia
Baca juga: Indonesia dinilai harus jadi "trendsetter" sektor perikanan
Baca juga: Kemenko targetkan "seaweed estate" di Maluku Tenggara beroperasi 2022

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021