Angka itu menyentuh level tertinggi sejak Januari.
ONS mengatakan prevalensi infeksi naik untuk pekan ketiga, berada di 1 dari 70 orang dari pekan lalu.
Kenaikan itu membuat prevalensi mencapai level yang lebih tinggi daripada yang tercatat pada Juli.
Pada bulan itu, infeksi melonjak sekitar akhir kejuaraan sepak bola Euro 2020, tak lama sebelum Perdana Menteri Boris Johnson membuka penuh perekonomian.
Estimasi prevalensi terakhir lebih tinggi pada pekan yang berakhir 23 Januari, setelah Inggris baru saja menerapkan penguncian nasional ketiga.
Baca juga: PM Inggris akan tetapkan strategi vaksin penguat lawan COVID-19
Namun, Johnson mengatakan bahwa pembagian vaksin yang luas menandakan bahwa kaitan antara kasus dan kematian membuncah.
Ia sebelumnya mengatakan pemerintah akan mengandalkan vaksin ketimbang penguncian dalam menentukan arah saat mengalami musim dingin yang berat.
ONS mengatakan kasus meningkat pada kalangan usia di atas 50-an, termasuk yang pertama menerima vaksin dan kini diberikan dosis penguat.
Prevalensi tertinggi terjadi lagi pada anak -anak sekolah menengah pertama. Di kalangan itu, diperkirakan 8,1 persen dari populasi terinfeksi, naik dari 6,93 persen yang dilaporkan pekan lalu.
Sumber:
Baca juga: Inggris tutup lab COVID-19 yang salah berikan hasil tes
Baca juga: Inggris longgarkan aturan tes COVID bagi penumpang pesawat
Laporan dari Inggris - Optimalkan vaksinasi, Pemerintah Inggris gandeng komunitas agama dan minoritas
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021