"Gedung genomik ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai laboratorium whole genome sequencing untuk mikroba, flora, fauna, dan manusia, laboratorium riset life science, dan laboratorium riset lingkungan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
Fasilitas riset gedung genomik yang berguna untuk mendukung aktivitas riset, khususnya di bidang ilmu pengetahuan hayati tersebut dibangun di atas lahan seluas 9.300 meter persegi.
Handoko menuturkan di kawasan riset sains kehidupan di Cibinong Science Center tersedia berbagai sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung riset bidang ilmu pengetahuan hayati, termasuk molekuler.
Baca juga: BRIN minta kebijakan iptekin wajib dibumikan di Indonesia
Baca juga: BRIN: Riset kebencanaan perlu libatkan masyarakat
Meski selama ini fasilitas riset di Cibinong Science Center lebih ditujukan untuk riset biodiversitas, tetapi fasilitas tersebut memiliki kesamaan dengan riset untuk kesehatan dan manusia seperti yang dilakukan di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman.
Selain itu, di Cibinong Science Center, banyak pusat riset dan periset yang masih terkait seperti Pusat Riset Bioteknologi, Pusat Keanekaragaman hayati, dan Indonesian Culture Collection (InaCC) untuk mikroba.
Pelaksana tugas Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto menuturkan fisik gedung genomik yang dibangun oleh BRIN saat ini sudah selesai dibangun.
Beberapa peralatan laboratorium juga sudah datang dan akan segera dilakukan instalasi, diantaranya fermentor kapasitas 50 liter yang bisa digunakan untuk riset dan pengembangan vaksin COVID-19 tahap selanjutnya.
"Sedangkan infrastruktur listrik direncanakan akan terpasang pada pekan depan," ujar Yan.
Baca juga: Menristek: Indonesia terus lacak varian baru melalui peningkatan WGS
Baca juga: Indonesia kirim 416 hasil pengurutan genom corona ke pusat data global
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021