Nabi mencontohkan apabila ada perbedaan kepentingan dengan yang lain melalui musyawarah.
Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengajak umat Islam menjadikan momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam sebagai jalan untuk makin meneladani perilaku Rasulullah.
"Sudah selayaknya apa yang kita lakukan harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad saw.," kata Jazilul Fawaid atau Gus Jazil dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Gus Jazil menilai Nabi Muhammad tidak hanya meneladani umatnya bagaimana beribadah dalam urusan akhirat saja, tetapi dalam urusan keduniawian banyak sekali memberi contoh dan solusinya apabila ada masalah atau persoalan.
Menurut dia, dalam urusan dagang, Nabi Muhammad banyak memberi resep bagaimana dagangan laris tanpa berbuat curang atau merugikan orang lain dengan menerapkan prinsip kejujuran.
"Nabi membawa umatnya kepada kehidupan yang terbuka dan berdampingan dengan umat yang lain. Pada masa kehidupan Nabi, di sana juga ada kehidupan kaum Nasrani, Yahudi, dan penganut-penganut kepercayaan yang lain," ujarnya.
Untuk hidup berdampingan dengan umat yang lain, kata Jazilul, Nabi Muhammad juga memiliki resep dan juga membuat perjanjian.
Pada masa itu di Madinah, lanjut dia, hidup berbagai macam umat beragama dan kepercayaan yang lain. Di kalangan umat Islam juga ada dua kelompok, yaitu kaum Muhajirin dan Anshar.
"Perbedaan yang ada oleh Nabi ingin dipersaudarakan, disatukan, dengan ikatan hukum yang disepakati bersama. Sebelum mempersaudarakan umat Islam dengan umat yang lain, Nabi lebih dahulu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, Nabi lebih dahulu menyelesaikan masalah internal umat Islam," katanya.
Menurut dia, setelah sesama umat Islam saling bersaudara, Nabi membuat perjanjian dengan umat yang lain. Hal ini disebut dalam Piagam Madinah.
Piagam itu, kata Jazilul, menjadi aturan bersama seluruh umat yang tinggal di Madinah. Adapun isinya mengenai persamaan hak, kewajiban, dan saling tolong-menolong dalam kebaikan.
Gus Jazil menekankan bahwa umat Islam selain wajib meneladani bagaimana hidup berdampingan dengan umat yang lain, juga wajib meneladani bagaimana Nabi menyelesaikan perbedaan dan kepentingan antarumat.
"Nabi mencontohkan apabila ada perbedaan kepentingan dengan yang lain, cara yang dilakukan adalah bermusyawarah," ujarnya.
Sejarah kehidupan Nabi Muhammad di Madinah hingga lahirnya Piagam Madinah, kata dia, merupakan pengalaman hidup yang tepat di tengah masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut dia, sama seperti di Madinah pada masa itu, yaitu kehidupan beragam, di Indonesia pun kehidupan juga beragam.
Keberagaman yang ada pada masa itu, kata Gus Jazil, bisa dipersatukan oleh Nabi dengan kesepakatan hukum dan musyawarah.
"Kita saat ini hidup di tengah keragaman dan harus dikelola dengan cara musyawarah seperti yang dilakukan Nabi di Madinah," ujarnya.
Baca juga: Wapres: Pergeseran libur Maulid Nabi mengantisipasi lonjakan COVID-19
Baca juga: Spirit Maulid Nabi dengan gerakan berbagi sedekah
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021