Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target Rp5 triliun.
Untuk seri SPNS06042022, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,76 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 6 April 2022 ini mencapai Rp9 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 2,76 persen dan tertinggi 3,5 persen.
Untuk seri PBS031, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,08024 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini mencapai Rp10,56 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,06 persen dan tertinggi 4,4 persen.
Untuk seri PBS032, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,84196 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini mencapai Rp7,42 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 4,83 persen dan tertinggi 5 persen.
Untuk seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,3 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp14,47 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 6,3 persen dan tertinggi 6,71 persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,92 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp11,95 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,92 persen dan tertinggi 7,16 persen.
Dengan lelang tersebut, maka realisasi penerbitan sukuk negara periode Januari-Oktober 2021 telah mencapai Rp220,19 triliun.
Baca juga: Pemerintah serap lelang sukuk Rp6,1 triliun, di bawah target indikatif
Baca juga: Biayai APBN, pemerintah serap lelang sukuk tambahan Rp5,6 triliun
Baca juga: Untuk pembiayaan pandemi, lelang sukuk tambahan serap Rp7 triliun
Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021