Wakil Ketua PBNU Moch.Maksum dalam siaran pers di Semarang, Selasa, menyerahkan secara langsung penghargaan kepada Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi.
Menurut Maksum, pondok pesantren berpotensi menjadi salah satu pemicu munculnya klaster COVID-19 jika tidak mendapat perhatian serius.
"Pondok pesantren kalau tidak mendapat perhatian serius bisa menjadi klaster baru karena para santrinya harus tinggal di lingkungan pesantren," katanya.
Masuknya Polri ke lingkungan pesantren, kata dia, juga membangkitkan kesadaran pata pengelola dan orang tua santri untuk aktif melakukan vaksinasi.
Baca juga: 1.530 pasien sembuh dari COVID-19, tertinggi Jabar
Ia menuturkan salah satu penyebab tingginya kasus COVID-19 di wilayah Kudus dan Demak beberapa waktu lalu berawal dari tradisi kepesantrenan, yakni syawalan, yang juga diikuti oleh banyak santri.
Meski demikian, ia juga meyakini peran Polda Jawa Tengah dalam upaya menurunkan angka kasus COVID-19, termasuk dalam mendorong percepatan vaksinasi.
Sementara Kapolda Irjen Pol.Ahmad Luthfi mengatakan komunitas pesantren menjadi salah satu sasaran penting dalam program vaksinasi.
Ia menyebut terdapat 4 ribu pondok pesantren di Jawa Tengah yang menjadi sasaran percepatan vaksinasi.
Selain itu, kata dia, para pengelola pondok pesantren dan santrinya juga dididik tentang pentingnya protokol kesehatan agar ke depan bisa menangani permasalaan berkaitan dengan COVID-19 di lingkungannya sendiri itu.
Baca juga: Joko Widodo harap 70 persen penduduk sudah divaksin pada akhir 2021
Baca juga: Masyarakat diminta tetap laksanakan prokes agar kasus terkendali
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021